JAKARTA – PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara  (Persero) Tbk (PGAS), di sektor hulu berhasil menemukan indikasi potensi tambahan cadangan minyak di blok Pangkah, Jawa Timur.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan dari hasil beberapa pengujian di lapangan indikasi cadangan minyak cukup besar. “Ini dominan minyak daripada gas,” kata Arcandra di Jakarta, Jumat (12/4).

Namun demikiam masih butuh waktu dan berbagai kegiatan untuk tentukan potensi dari adanya temuan potensi cadangan di blok Pangkah.

Dia menjelaskan paling tidak akan ada dua pengeboran lagi sebelum cadangan bisa ditentukan. “Masih ada dua kali bor sumur lagi, baru nanti ketahuan besar cadangan,” ujar Arcandra.

Kemudian harus ada pengeboran appraisal untuk menentukan berapa cadangannya, baru setelah itu Saka bisa mengajukan rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD). “Kalau sudah disetujui baru jadi proven reserve (cadangan terbukti),” tukasnya.

Saka saat ini melakukan pengeboran sumur eksplorasi Tambakboyo-3 perairan utara Lamongan yang merupakan bagian dari blok Pangkah.

Tumbur Parlindungan, Direktur Utama Saka Energi Indonesia, menjelaskan eksplorasi sumur Tambakboyo-3 yang merupakan lanjutan dari sumur sebelumnya memang berhasil menemukan potensi cadangan minyak.

“Ternyata kami temukan cadangan minyak lagi disini, tapi kami mesti lakukan at least 2 sumur bor lagi untuk menentukan berapa cadangan minyak Tambakboyo yang ada di Blok Pangkah ini,” ungkapnya.

Hasil tes (Drill Stem Test/DST) terhadap sumur Tambakboyo-3 lanjut Tumbur telah mengindikasikan adanya temuan minyak. “Ini sudah DST yang ke 6, dan hasilnya minyak. Kami juga lihat dari hasil log dan cutting, indikasinya hasilnya minyak. Dari tes sebelumnya juga hasilnya minyak. Nanti pada saat nya akan kami keluarkan angka perkiraan cadangannya,” kata dia.

Saka telah menggelontorkan investasi di sumur Tambakboyo-3 mencapai sekitar US$ 20 juta. Sumur Tambakboyo sebelumnya sekitar US$ 15 juta dolar. Sementara untuk lapangan Sidayu dan West Pangkah investasi yang telah dikucurkan mencapai US$ 200 juta.

“Kami melakukan dua pengembangan lapangan yaitu Sidayu dan West Pangkah sudah sekitar US$ 200 juta sedang dalam proses pengembangan. Mudah-mudahan tahun depan produksi minyak dan gas,” ujar Tumbur.

Saka saat ini memilik hak partisipasi (Participating Interest/PI) atau di 11 wilayah kerja atau blok migas, yang terdiri dari  Bangkanai dengan hak partisipasi 30%, Ujung Pangkah sebesar 100%, Ketapang 20%, South Sesulu sebesar 100% dan blok gas di Fasken Amerika Serikat dengan hak partisipasi sebesar 36%.

Saka juga tercatat memiliki hak partisipasi di Blok Muriah sebesar 20%, di Bangkanai Barat sebesar 30%, Muara Bakau sebesar 11,67%, dan Wokam II 100%. Serta di Pekawan dan  Yamdena Barat masing-masing sebesar 100%. (RI)