JAKARTA – PT Amman Mineral Nusa Tenggara menegaskan komitmen melakukan kegiatan eksplorasi. Salah satunya untuk memaksimalkan potensi yang ada di Blok Elang.

“Diatas US$ 100 juta untuk eksplorasi Elang. Tahun ini saja kami spending eksplorasi terbesar US$ 28 juta. Sesuai Rencana Kerja Anggaran dan Biaya (RKAB). Butuh dana yang besar memang. Pengeboran juga banyak kan,” kata Rahmat Makassau, Presiden Direktur Amman Mineral di Jakarta, Selasa (18/6).

Menurut Rahmat, eksplorasi Blok Elang menjadi salah satu fokus Amman, apalagi blok tersebut juga akan disinkronisasikan pengembangannya dengan rencana pembangunan fasilitas pemurnian dan pengolahan atau smelter.

“Rencana Elang menjadi satu kesatuan dengan rencana smleter,” ujarnya.

Saat ini eksplorasi Blok Elang sudah memasuki tahap final‎‎‎. Kegiatan ini sejalan dengan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Setelah mendapat hasil eksplorasi, Amman akan menyusun perencanaan untuk eksploitasi kandungan mineralnya.

“‎Kami fokus eksplorasi dulu memastikan isinya seperti apa. Setelah itu kami susun rencana,” kata Rahmat.

Blok Elang sudah ditemukan sejak masih dikelola PT Newmont Nusa Tenggara, yakni pada 2004. Hanya saja dihentikan pada  2007 dan kembali dilanjutkan pada 2010. Sayangnya Newmont kembali menghentikan kegiatan di Elang pada 2012.

Newmont Nusa Tenggara kemudian diakuisisi PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), induk usaha Amman. Manajemen kembali memutuskan untuk melanjutkan eksplorasi di Blok Elang sejak awal 2017.

‎”Itu zaman Newmont sempat stop lama. Begitu jadi perusahaan nasional akhir 2016,  awal 2017 kami sudah memasukan dril,  jadi intensif kami lakukan 2,5 tahun ini,” ungkap Rahmat.

Selain berkomitmen untuk genjot eksplorasi di Blok Elang, Amman Mineral juga fokus dalam pengelolaan tambah Batu Hijau yang saat ini sudah memasuki fase 7. Fase ini adalah kegiatan pengupasan tanah dan batuan di area pit dan hanya mengolah batuan bijih dari timbunan cadangan (stockpile) yang disiapkan dari fase-fase terdahulu.

Rahmat menambahkan dalam melalui proses fase 7i manajemen menitikberatkan pada kegiatan operasional yang efisien.

“Kami fokus di Fase 7. Teman-teman di operasional juga fokus diefisiensi. Biaya yang lebih rendah. Itu penting untuk keberlangsungan operasi kami di depan. Jadi basicnya disitu. Fokus efisiensi dan memastikan operasi tetap aman, peduli lingkungan, value itu tetap kuat,” kata Rahmat.(RI)