JAKARTA – PT Intraco Penta Tbk (INTA), emiten distributor alat berat dan energi, berpotensi mulai mendapatkan pendapatan dari bisnis pembangkit listrik pada tahun ini seiring rencana akuisisi 30% saham PT TJK Power, perusahaan penyedia tenaga listrik berbahan bakar batu bara.

Fred L Manibog, Direktur Keuangan Intraco Penta, mengatakan apabila seluruh rencana akuisisi berhasil direalisasikan, termasuk pelaksanaan penerbitan saham baru (right issue) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan, Intraco Penta akan mulai meraih pendapatan lain-lain dari TJK Power.

“Kami berharap akhir tahun ini Intraco bisa mencapai pertumbuhan pendapatan sekitar 20% dari capaian 2016 sebesar Rp 1,51 triliun. Pendorong utama tentu dari lini usaha alat berat,” ujar Fred.

Intraco akan mengakuisisi 30% saham TJK Power yang dikuasai
PT Petra Unggul Sejahtera (PUS) senilai Rp 337,5 miliar. Dana akuisisi akan berasal dari penerbitan saham baru dengan HMETD senilai Rp232,6 miliar. Sisanya, Rp104,9 miliar akan berasal kas internal.

“Akuisisi TJK merupakan milestone penting untuk memperkuat portofolio usaha kami, khususnya di bidang ketenagalistrikan. Selain bidang alat berat, jasa pertambangan, fabrikasi engineering infrastruktur serta pembiayaan,” kata Petrus Halim, Chief Executive Officer (CEO) Intraco Penta.

TJK Power saat ini mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2×65 megawatt (MW) di Batam, Kepulauan Riau yang telah dan akan memasok listrik bagi PT PLN Batam selama 30 tahun ke depan sejak beroperasi secara komersial pada 2012. Saham TJK sebesar 10 persen juga dimiliki PLN Batam yang juga selaku off taker.

Di bisnis pembangkit, Intraco Penta telah memulai konstruksi pembangunan PLTU Bengkulu berkapasitas 2×100 MW pada Oktober 2016 dan sudah mendapat pendanaan senilai US$ 270 juta dari ICBC China dan Bank Exim China.

“Pada 2020 saat PLTU Bengkulu beroperasi, Intraco berpotensi mendapatkan guaranteed revenues yang recurring selama 25 tahun sebesar US$ 2,46 miliar,” tandas Fred.

Pada 2015, Intraco melebarkan sayap bisnisnya ke industri pembangkit listrik dengan mendirikan PT Inta Daya Perkasa, anak usaha yang bergerak di bidang pembangkit listrik. Inta Daya Perkasa kemudian membentuk perusahaan patungan dengan grup Power Construction Corporation of China (PCCC) bernama PT Tenaga Listrik Bengkulu. Perusahaan konsorsium ini kemudian menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan PT PLN (Persero) pada 25 November 2015.(RA)