JAKARTA – Wabah virus corona atau Convid-19 yang sudah menyebar di beberapa negara, utamanya China dan negara-negara lain termasuk Indonesia cepat atau lambat akan dirasakan beberapa sektor industri termasuk industri migas. PT Medco E&P Indonesia turut antisipasi dampak dari Convid-19.

Ronald Gunawan, Direktur Utama Medco E&P, mengungkapkan bahwa wabah pemyakit dalam skala global seperti yang terjadi sekarang akan berdampak pada kegiatan operasional perusahaan. Apalagi tidak bisa dipungkiri masih banyak alat dan komponen utama dalam kegiatan operasional produksi atau proyek migas berasal dari China.

“Medco, berdampak pasti, kan alat-alat, beberapa item itu masih dari sana (China),” kata Ronald di Jakarta, Jumat (6/3).

Untuk saat ini dampaknya tidak terlalu terasa lantaran efisiensi produksi yang dilakukan Medco sangat baik. Meskipun dampak virus telah membuat harga minyak dunia jatuh ke posisi sekitar US$ 50an per barel.

“Kami lakukan konservatif (produksi). Cost per barel US$ 10 per barel, jadi aman (Harga minyak 50 aman pak?),” kata Ronald.

Sementara Indonesia Crude Price (ICP) Februari 2020 berada di level US$ 56,61 per barel turun US$8,77 per barel dari posisi Januari US$65,38 per barel.

Selain itu, sejauh ini proyek-proyek yang digarap anak usaha Medco Energy ini memang belum terganggu karena wabahnya baru berlangsung sekitar tiga bulan, tapi jika lebih lama maka menurut Ronald memang bisa berdampak pada proyek yang dikerjakan perusahaan.

Imbas Convid-19 baru akan terasa signifikan jika penyebaran berlangsung dalam kurun waktu cukup lama, misalnya enam bulan.

“Kalau kondisi ini bertahan lama sekitar enam bulan baru akan berdampak,” ujarnya.

Ronald menambahkan, perusahaan akan memonitor isu-isu global dan politik Tanah Air yang memiliki kemungkinan menganggu dunia industri migas.

“Kami terus memonitor isu perang dagang dan virus corona karena bagaimana pun perkembangan isu tersebut ada dampaknya terhadap politik dan perekonomian dunia serta industri migas pada khususnya,” kata Ronald.(RI)