JAKARTA- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), perusahaan energi terintegrasi terafiliasi PT Pertamina (Persero), membukukan kinerja positif sepanjang 2018 dengan mencatatkan kinerja keuangan cukup moncer. Hal itu dibuktikan dengan raihan laba bersih yang mencapai US$ 304,98 juta setara Rp4,34 triliun (kurs Rp14.235 per dolar AS), naik signifikan dibandingkan laba bersih 2017 sebesar US$ 143,1 juta dan naik tipis dibandingkan 2016 yang tercatat US$ 304,32 juta.

Rachmat Hutama, Sekretaris Perusahaan PGN, mengatakan peningkatan laba bersih karena kenaikan pendapatan dari US$ 3,57 miliar pada 2017 menjadi US$ 3,87 miliar. Kontributor pendapatan PGN tahun lalu berasal dari penjualan gas senilai US$ 2,79 miliar dan penjualan minyak dan gas sebesar US$ 585 juta. Sementara laba operasi konsolidasi selama tahun lalu mencapai US$ 645 juta.

“Untuk realisasi EBITDA pada 2018 meningkat dari US$ 1,08 miliar pada 2017, naik menjadi US$ 1,19 miliar,” ujar Rahmat.

Selama periode 2018, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 3.102 juta kaki kubik per hari (Mmscfd) dengan rinciannya, volume gas distribusi sebesar 963 Mmscfd dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.139 Mmscfd.

Rachmat mengatakan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional, PGN optimistis kinerja perusahaan juga akan semakin baik. “Meskipun kondisi perekonomian melambat, PGN tetap mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat,” ujarnya.

Pada 2018, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 2.456 km. Saat ini pipa gas PGN mencapai lebih dari 9.909 km atau setara dengan 95% dari jaringan pipa gas bumi hilir nasional.

PGN telah menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi dari internal perusahaan.

PGN mengakuisisi 51% kepemilikan saham pada Pertagas dari Pertamina tanggal 28 Desember 2018, transaksi akuisisi ini dibukukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan sesuai dengan PSAK 38 “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” karena PGN dan Pertagas merupakan entitas sepengendali dibawah Pertamina.

“Kami melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan,” ujar Rachmat.

Pelanggan Gas Bumi PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong, Papua Barat.

Saat ini, PGN mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk sektor transportasi melalui 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). Selain itu, untuk menunjang penyaluran serta kehandalan jaringan dan pasokan gas ke Pelanggan, PGN juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yakni di Jawa Barat dan Lampung. (RI)