JAKARTA – PT Agincourt Resources hingga tiga bulan pertama 2021 mencatat volume penjualan emas 95.300 ounces setara emas (GEOs), meningkat dibanding periode yang sama 2020 sebesar 94.800 GEOs. Penjualan emas pada Januari tercatat sebagai rekor penjualan tertinggi, yakni 35 ribu GEOs. Sementara pada Februari dan Maret masing-masing tercatat 31 ribu dan 29 ribu GEOs.

Hendra Hutahaean, Wakil Presiden Direktur Agincourt Resources, optimistis terhadap masa depan Tambang Emas Martabe. Apalagi dalam situasi pandemi COVID-19 pada 2020, Tambang Emas Martabe masih bisa memproduksi dan menjual sekitar 320 ribu ounces emas. “Tahun ini kami coba naikkan sekitar 10% dari tahun lalu, dengan harapan kondisi pandemi sudah bisa disikapi,” ujar Hendra pada media gathering yang digelar Kamis (29/4).

Produksi emas Agincourt berasal dari tiga pit eksisting, yakni Purnama, Ramba Joring dan Barani di Tambang Emas Martabe, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.
Agincourt juga memiliki tiga deposit lain, yakni Uluala Hulu, Tor Uluala dan Horas. Dengan demikian, umur tambang dapat mencapai 15-16 tahun. Namun, Agincourt juga tetap melakukan eksplorasi secara agresif untuk memperoleh tambahan cadangan dan sumber daya baru.

“Agincourt giat melakukan eksplorasi dan telah mengeluarkan puluhan juta dolar dengan harapan bisa menambah umur tambang,” kata Ruli Tanio, Direktur Engineering Agincourt.

Hingga kuartal I 2021, Agincourt tercatat membukukan pendapatan Rp2,2 triliun atau naik 15% dibanding periode yang sama 2020. Pada tahun lalu, cucu usaha PT United Tractors Tbk (UNTR) itu membukukan US$481,42 juta. Pengelola tambang emas di Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara itu juga mencatat laba bersih pada 2020 sebesar US$187,25 juta.(AT)