JAKARTA-PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di sektor pertambangan batu bara, mencatatkan laba bersih sepanjang semester I 2022 sebesar US$ 202 juta atau Rp 3 triliun (kurs Rp 14.884 per dollar AS), naik lebih dari 480% dari periode sama tahun sebelumnya yang hanya US$ 34,18 juta. Kenaikan laba Adaro Minerals disokong oleh penjualan yang meroket dari US$ 164,15 juta menjadi US$ 435,6 juta.

Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Minerals, mengatakan, kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) dan meningkatnya volume penjualan Adaro Minerals mendorong peningkatan kinerja perusahaan.

“Adaro Minerals menikmati hasil semester pertama yang kuat sebagai perusahaan tercatat, yang didukung dengan ASP yang lebih tinggi dan peningkatan volume penjualan,” kata Christian dalam keterangan resminya, Senin (29/8/2022).

Christian mengungkapkan, Adaro Minerals terus menerima minat yang kuat untuk produk hard cooking coal, yang menghasilkan pertumbuhan 9% pada volume penjualan Januari-Juni 2022. Kondisi harga batu bara yang kuat juga mendorong ASP perusahaan pada semester I 2022 sebesar 143%

Dia mengakui bahwa Adaro Minerals telah berada di jalur yang tepat untuk memenuhi panduan produksi perseroan sebesar 2,8-3,3 juta metrik ton  (MT) pada 2022. Selain itu, lanjut Christian, perusahaan terus mendukung transformasi dalam Grup Adaro untuk mencapai tonggak baru dalam rencana melakukan peletakan batu pertama pada 2023 di pabrik peleburan aluminium, sebagai proyek pertama dalam pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia di Kalimantan Utara.

Adaro Minerals mencatatkan peningkatan volume produksi 7% menjadi 1,53 juta MT dari 1,43 juta MT dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perusahaan juga membukukan volume penjualan 1,28 juta MT pada Januari-Juni 2022, naik 9% dibandingkan semester I 2021 sebesar 1,17 MT.

Laporan keterbukaan Adaro Minerals juga menyebutkan, beban pokok pendapatan (COGS) naik dari US$ 102, 37 juta menjadi US$ 148,24 juta (year-on-year). Sedangkan laba kotor sebesar US$ 287,42 juta, naik dari US$ 61,78 juta. Adapun laba usaha menjadi US$ 272,72 juta dari US$ 50,6 juta.

Sementara itu, total kewajiban Adaro Minerals turun dari US$760,26 juta menjadi US$ 731,45 juta (year-on-year). Ini terdiri tas total liabilitas jangka panjang yang berkurang dari US$ 667,8 juta menjadi US$ 595 juta . Sedangkan liabilitas jangka pendek juga turun dari US$ 92,43 juta menjadi US$ 136,36 juta.

Total aset Adaro Minerals hingga semester I 2022 tercatat US$ 1,14 miliar, naik dari US$ 966,7 juta. Ini terdiri atas aset lancar yang naik dari US$ 316,53 juta menjadi US$ 501,88 juta. Sedangkan aset tidak lancar turun dari US$ 640,17 juta menjadi US$ 637,7 juta. (DR)