JAKARTA – PT Adaro Indonesia, anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memenangkan tender pengadaan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dioperasikan PT PLN (Persero) sebesar 4,5 juta ton per tahun.

Manajemen PLN menetapkan Adaro sebagai pemasok kebutuhan batu bara 10 PLTU, yakni PLTU Paiton Baru, Rembang, Indramayu, Suralaya Baru, Teluk Naga, Labuan, Pacitan, Pelabuhan Ratu, Tj Awar-Awar, dan PLTU Adipala.

Adaro memproyeksikan produksi batu bara hingga akhir 2015 sebesar 54 juta-56 juta ton, turun dibanding target awal sebesar 56 juta-58 juta ton. Penurunan produksi untuk menyesuaikan dengan melemahnya kinerja perseroan akibat permintaan dan harga batu bara yang turun.

Perseroan hingga September 2015 membukukan pendapatan US$ 112 juta, turun 16% dibanding periode sembilan bulan 2014. Penurunan pendapatan disebabkan oleh penurunan volume penjualan sebesar 3% menjadi 41,2 juta ton dan penurunan harga jual rata-rata sebesar 14%.

Garibaldi Thohir, Presiden Direktur Adaro, sebelumnya mengatakan profitabilitas Adaro sedang mengalami tekanan yang cukup kuat akibat harga batu bara yang terus menurun. Namun dalam kondisi yang penuh tantangan ini, bisnis model Adaro yang teringrasi secara vertikal telah teruji dan pencapaian yang kami raih menunjukkan ketangguhan dari model bisnis Adaro.

“Kami optimis dapat mencapai target EBITDA 2015 sebesar US$ 550 juta-US$ 800 juta. Kini kami terus menjalankan bisnis dan menerapkan strategi untuk memperkuat keberlanjutan bisnis inti Adaro,” kata dia.

Strategi Adaro mengembangkan tiga motor penggerak pertumbuhan perusahan terus dilakukan, yaitu pertambangan batu bara, jasa pertambangan dan logistik dan ketenagalistrikan.(AT)