JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berharap konsumsi listrik tahun ini kembali meningkat. Jika tidak kelebihan daya makin besar karena rendahnya listrik yang terserap.

Arifin Tasrif, Menteri ESDM, mengungkapkan meskipun ada pandemi Covid-19 proyek 35 ribu megawatt (MW) tetap akan berjalan lantaran sudah ada komitmen hitam diatas putih. Namun demikian pemerintah tetap berusaha untuk bernegoisasi agar daya listrik yang tidak terserap juga tidak terlalu besar karena pada akhirnya yang akan menanggung kerugian tentu PLN karena harus membayar kewjiban Take or Pay.

“35 Gigawatt (GW) yang sudah di program dan berkontrak, tentu komitmen itu harus dipenuhi. Masalahnya sekarang kami berupaya untuk menego kembali. Semua pihak terdampak Covid ini,” kata Arifin disela konferensi pers kinerja sektor energi tahun 2020, Kamis (7/1).

Pemerintah selanjutnya terus mendorong konsumsi listrik masyarakat melalui beberapa program untuk menciptakan permintaan baru terharap listrik. Misalnya saja dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik maupaun penggunaan kompor listrik.

“Upaya-upaya kita yang lain adalah meng-create demand. Seperti motor listrik berbasis baterai. Lalu kendaraan roda empat juga. Kemudian juga kompor listrik,” ungkap Arifin.

Selain itu Kementerian ESDM juga telah melakukan Public Launching Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada 17 Desember 2020 sebagai implementasi Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program KBLBB untuk transportasi jalan.

Peningkatan rasio elektrifikasi juga jadi salah satu cara untuk tingkatkan konsumsi listrik masyarakat. Dalam data Kementerian ESDM realisasi rasio elektrifikasi tahun 2020 sebesar 99,20% atau meningkat 14,85% dalam enam tahun terakhir sejak 2014 sebesar 84,35%. “Rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai 99,9% pada 2021,” kata Arifin.(RI)