JAKARTA – Pembangunan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Labuan Bajo akhirnya resmi dimulai. Arifin Tasrif Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan permintaan energi Indonesia terus meningkat seiring kemajuan peradaban, teknologi, gaya hidup, dan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu pemerintah berkewajiban memenuhi permintaan energi tersebut dalam jumlah yang cukup, merata, terjangkau, dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

Pembangunan TBBM saat ini menjadi salah satu perhatian utama Ppemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. PT Pertamina (Persero) membangun TBBM Labuan Bajo dengan kapasitas 1.500 kiloliter yang ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2023.

“Dalam rangka meningkatkan keandalan suplai BBM di Labuan Bajo, Pertamina berencana membangun TBBM Labuan Bajo dengan kapasitas 1.500 KL yang saat ini akan dilakukan groundbreaking. Dengan adanya TBBM Labuan Bajo diharapkan dapat meningkatkan ketahanan stok BBM dari yang semula hanya sekitar enam hari menjadi 17 hari dengan hasil produk high grade,” kata Arifin, Jumat (26/3).

Selain untuk meningkatkan ketahanan stok BBM, Arifin berharap rantai distribusi penyaluran BBM dapat dipotong dengan adanya TBBM Labuan Bajo. Sebelumnya, BBM untuk daerah Labuan Bajo disuplai dari luar wilayah Kabupaten Manggarai Barat.

Arifin mengatakan, pembangunan TBBM Labuan Bajo merupakan bagian dari pembangunan infrastruktur sektor ESDM untuk mendukung Labuan Bajo sebagai salah satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas.

“Kami juga sedang mendorong pengembangan ketenagalistrikan di lima destinasi pariwisata super prioritas khususnya di Labuan Bajo melalui pembangunan PLTS dan interkoneksi jaringan listrik PLN, serta pengembangan Geopark,” ungkap Arifin.

Arifin berharap, pembangunan TBBM Labuan Bajo dapat selesai sesuai target pada 2023 mendatang.

“Semoga pembangunan TBBM Labuan Bajo dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan dapat terselesaikan sesuai dengan target serta mulai beroperasi pada 2023. Perekonomian masyarakat di sekitar Kabupaten Manggarai Barat serta Provinsi NTT diharapkan meningkat,” kata dia.

Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan, mengatakan dengan adanya TBBM Labuan Bajo, akan mendukung ketahanan energi untuk masyarakat dan konektivitas udara di wilayah ini.

“Labuan Bajo dengan terminal yang nanti menjadi terminal internasional, harus dipastikan pasokan avturnya. Dengan jarak tidak sampai 10 km, ini juga menunjukkan bahwa ketahanan energi baik itu bahan bakar untuk masyarakat dan untuk konektivitas udara, harus bisa dapat kita laksanakan,” ujar Budi.

Saat ini telah Terdapat empat TBBM yang ada di Pulau Flores yaitu TBBM Reo, TBBM Ende, TBBM Maumere, dan TBBM Larantuka guna mendukung kebutuhan suplai di Pulau Flores termasuk wilayah Labuan Bajo.

Di samping itu, dalam mendistribusikan BBM di Pulau Flores Pertamina telah memiliki infrastruktur yang memadai, dan akan terus dilengkapi, antara lain 39 Lembaga Penyalur yaitu SPBU, Agen Premium dan Minyak Solar (APMS), dan Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN). Khusus di Labuan Bajo terdapat 5 Lembaga Penyalur yang telah beroperasi terdiri dari 3 SPBU Reguler, 1 SPDN, dan 1 SPBU Mini.(RI)