JAKARTA- PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, tengah menyeleksi calon sekretaris perusahaan (sekper) lewat lelang terbuka jabatan (internal job posting/IJP) untuk memilih figur yang kompeten dan punya kepemimpinan dan teknikal bagus. Sumber Dunia Energi yang mengetahui proses seleksi sekper Pertamina menyebutkan ada empat kandidat yang akan diwawancarai oleh dewan direksi perusahaan dalam waktu dekat.
Sumber menyebutkan dari empat calon yang masuk tahap wawancara dipastikan satu di antaranya perempuan. Dari empat calon itu, lanjut sumber, tiga di antaranya pernah ataupun sedang menjabat vice president (VP) di lingkungan Pertamina pusat maupun anak usaha. Sedangkan satu calon lainnya pendatang baru. Dia baru bergabung dengan Pertamina sekitar dua tahun dengan PRL (Pertamina Refference Level) atau golongan kepangkatan di lingkungan Pertamina, di bawah VP tapi rekam jejaknya dinilai sangat baik.
“Dia mantan pekerja perusahaan energi multinasional yang sahamnya tercatat di Bursa New York. Cukup lama memimpin corporate comunication dan jubir di perusahaan itu. Dia juga pernah ikut seleksi SVP Corcomm Pertamina & Investor Relations (IR) belum lama ini, sayang belum berhasil padahal sudah masuk ke tingkat pengambilan keputusan direksi. Nilai TOEIC-nya pun tinggi, di atas 900,” ujar sumber.
Empat direksi Pertamina disebut-sebut akan ikut wawancara dalam proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test /FPT) keempat calon sekper itu. Mereka adalah Direktur Utama Nicke Widyawati, Direktur Keuangan Emma Sri Martini, Direktur Penunjang Bisnis M Haryo Yunianto, dan Direktur Sumber Daya Manusia Koeshartanto.
Saat dikonfirmasi Dunia Energi, Direktur SDM Pertamina Koeshartanto mengakui saat ini ada proses seleksi calon sekper Pertamina. Tapi, dia belum mau membeberkan secara rinci persisnya.
Di Pertamina, jabatan dan fungsi Sekper sangat strategis karena menjadi “tangan kanan” direksi. Fungsi Sekper Pertamina pun ditingkatkan statusnya menjadi Senior Vice President (SVP), setara dengan SVP Corcomm dan IR. Melalui mekanisme IJP bagi pekerja Pertamina, direksi telah mengukuhkan Agus Suprijanto sebagai SVP Corcomm dan IR Pertamina pada September lalu. Agus sebelumnya adalah Vice President Supply Chain Management-Authority Coordinaton-Corporate Communication & External Affairs PT Pertamina Hulu Mahakam, unit bisnis PT Pertamina Hulu Indonesia di bawah PT Pertamina Hulu Energi (upstream subholding).
SVP Corcomm dan IR memiliki tugas dan tanggung jawab di bidang komunikasi serta hubungan investor. Dua fungsi tersebut sebelumnya berada di bawah Sekper. Adapun Sekper Pertamina, yang saat ini dijabat Tajudin Nur, dengan konsep baru memiliki empat ruang lingkup tugas dan tanggungjawab.
Pertama, hubungan dengan pemangku kepentingan (stakeholder relations). Tugas dan tanggungjawab fungsi ini adalah meningkatkan persepsi positif dan kredibilitas korporasi serta mengelola hubungan/ekspektasi stakeholder untuk mendukung tujuan bisnis perusahaan.
Kedua, tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility /CSR). Fungsi ini bertugas dan bertanggungjawab dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan hidup yang harmonis, baik bagi perusahaan, komunitas setempat, maupun masyarakat melalui program tanggungjawab sosial Pertamina.
Ketiga, fungsi compliance & corporate administration. Fungsi ini bertanggungjawab meningkatkan kepatuhan insan Pertamina melalui program kepatuhan dan implementasi good corporate governance (GCG) di perusahaan serta melaksanakan proses administrasi keputusan RUPS korporat dan anak usaha dan pengelolaan database tertentu korporat dan anak usaha.
Keempat, dukungan terhadap BoD perusahaan (board support). Fungsi ini bertugas dan bertanggungjawab dalam meningkatkan pengelolaan aktivitas yang melibatkan direksi, dapat berjalan lancar memenuhi ekspektasi direksi dan dengan memperhatikan aspek GCG dan aturan perusahaan.
Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, menilai Sekper Pertamina sejatinya adalah figur yang memiliki paket lengkap. Seorang sekper tidak hanya mumpuni dalam berkomunikasi seperti yang dilakukan perusahaan pada umumnya, tetapi juga harus paham politik dan tahu bagaimana harus bersikap dan menyuarakan kepentingan Pertamina dengan pemangku kepentingan.
Menurut Komaidi, akan lebih baik jika Pertamina mendapat figur (sekper) yang paham mengenai bagaimana dunia migas tidak hanya di dalam negeri, tapi juga global. “Sekper tersebut tidak hanya memiliki wawasan luas, tapi juga mampu bergaul dengan representasi perusahaan migas lain di tingkat global,” katanya kepada Dunia Energi. (DR/RI)
Catatan:
Revisi pertama pada Minggu (4/10) pukul 23.49




Komentar Terbaru