JAKARTA – Pemerintah memutuskan membatalkan penunjukkan langsung PT Pertamina (Persero) untuk mengelola empat blok minyak dan gas yang akan habis kontrak (terminasi).

Ego Syahrial, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),  mengatakan Pertamina tetap mendapatkan penugasan,  namun pemerintah juga tidak menutup pintu terhadap kontraktor lain, khususnya eksisting yang berminat terhadap blok terminasi.

Empat blok migas yang tidak jadi langsung diserahkan ke Pertamina adalah Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Sanga Sanga dan Blok South East Sumatera (SES).

“Jadi kita istilahnya melihat yang eksisting juga,” kata Ego saat ditemui usai menggelar konferensi pers di Kementerian ESDM, Jumat (27/10).

Menurut Ego, keputusan pemerintah untuk membuka peluang bagi kontraktor eksisting tetap bertahan di blok terminasi adalah dengan pertimbangan kinerja produksi pada saat masa peralihan dari kontraktor lama ke kontraktor baru.

“Pertamina tetap (penugasan), cuma pemerintah melihat dari dua sisi. Kita pemerintah berkepentingan agar produksi jangan sampai anjlok. Ini yang berkepentingan kita semua,” papar dia.

Ego mengakui Pertamina  sudah menyatakan minat dan telah memasukan proposal untuk pengelolaan blok-blok tersebut. Namun pemerintah juga berhak memiliki penilaian tersendiri, tidak hanya sisi kestabilan produksi tapi juga efisiensi dari proses produksi.

Pemerintah menginginkan agar biaya produksi blok terminasi bisa ditekan seefisien mungkin.

“Dua fokus utama pemerintah adakah produksi jangan turun dan biaya produksi. Kita ingin cost itu efisien, biaya cost per barel tidak melebihi yang sebelumnya,” ungkap Ego.

Ada delapan blok terminasi yang sebenarnya sudah diserahkan pemerintah ke Pertamina. Bahkan saat itu Ignasius Jonan, Menteri ESDM yang mengumumkan penugasannya.

Delapan blok tersebut adalah Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Sanga Sanga, Blok South East Sumatera (SES), Blok NSO, Blok B, Blok Tengah, Attaka, dan Blok East Kalimantan.

Menurut Ego, untuk Blok Attaka dan East Kalimantan sudah dievaluasi dan pihak Pertamina sudah menyatakan akan mengembalikan kedua blok tersebut.

Untuk Blok B dan NSO dikelola langsung oleh Pertamina melalui Pertamina Hulu Energi (PHE) . Untuk Blok Tengah rencananya akan langsung diunitisasi dengan Blok Mahakam yang sudah terlebih dulu diserahkan ke Pertamina pengelolaannya dari PT Total E&P Indonesie. Jadi tersisa empat blok yang akan ditentukan operator selanjutnya melalui proses seleksi, yakni Blok Sanga Sanga, SES, Tuban dan Ogan Komering.

“Jadi tinggal empat. Dari empat itu kita akan lihat segala macam,” tandas Ego.(RI)