JAKARTA – Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar berpotensi meningkatkan seiring rencana PT Pertamina (Persero) menurunkan harga, Dexlite. Apalagi dengan cetane number 51, Dexlite sudah masuk dalam standar Euro II.

Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina, mengatakan animo masyarakat terhadap Dexlite sangat tinggi, apalagi dengan rencana penurunan harga yang ditetapkan saat ini sebesar Rp6.750 per liter.

“Jika nanti kita sukses menurunkan harga dari hasil negosiasi FAME, pasti harga akan turun lagi dan konsumsi masyarakat makin bertambah.  Jadi yang ingin dilakukan Pertamina tidak hanya untuk mencari untung, tapi harus bisa memenuhi kebutuhan industri,” kata Wianda, Sabtu (30/4).

Menurut Wianda, saat ini masyarakat banyak yang mau menggunakan mobil diesel, seperti di negara-negara Eropa. Mesin diesel dengan bahan bakar solar lebih hemat dan ramah lingkungan. Di Indonesia, mesin diesel tidak berkembang karena ketiadaan bahan bakar yang sesuai.

“Kita sebelumnya punya Pertamina Dex tapi harganya terlalu tinggi. Bio solar, cetane number-nya masih rendah yakni 48. Karena itu kita luncurkan Dexlite dengan cetane number 51,” ungkapnya.

Wianda menambahkan peluncuran Dexlite juga memberikan kesempatan kepada industri kendaraan bermotor nasional untuk memproduksi mobil diesel.“Dengan begitu masyarakat yang ingin mengunakan kendaraan bermesin diesel tidak perlu ragu-ragu lagi sekarang,” tandasnya.

Sudirman Maman Rusdi, Pembina III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengakui tidak tersedianya bahan bakar diesel berstandar Euro II ke atas menjadi penyebab tidak berkembangnya produk-produk bermesin diesel di Indonesia. “Mesin-mesin kendaraan diesel di dunia sekarang rata-rata sudah diatas Euro II, bahkan Euro IV, V dan VI,” kata Sudirman.

Saat ini, lanjut dia, mobil-mobil bermesin diesel hanya sekitar 20% dari total pasar di Indonesia, dan di dominasi oleh bus-bus dan truk.

Sudirman menambahkan Gaikindo tentu menyambut baik peluncuran produk baru Pertamina dengan standard Euro II, sehingga kendaraan bermesin diesel makin berkembang. Namun dia tetap meminta Pertamina untuk tetap mempertahankan Pertamina Dex, yang seperti juga untuk bahan bakar bermesin diesel memiliki variasi produk yang cukup banyak. “Seperti halnya bensin, ada Premium, Pertalite, Pertamax, untuk mesin diesel juga harus tetap ada Biosolar B20, Dexlite, Pertamina Dex,” tandas Sudirman.

Dexlite, yang mulai dipasarkan Pertamina pada 15 April lalu memiliki angka cetane 51 dengan kandungan sulfur maksimal 1.200 ppm atau lebih tinggi dibandingkan dengan solar dengan angka cetane number 48 dan kandungan sulfur maksimal 3.500 ppm. Adapun, Pertamina Dex yang dikenal sebagai produk bahan bakar diesel terbaik di Indonesia saat ini, memiliki angka cetane number 53 dengan kandungan sulfur maksimal 500 ppm.

Saat ini Pertamina memasarkan Dexlite di 33 SPBU yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) setelah sebelumnya telah melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada personel SPBU mengenai produk Dexlite. Pada tahap awal, Pertamina menyediakan Dexlite sebanyak 10 KL – 15 KL per hari di masing-masing SPBU.

Pertamina juga telah mempersiapkan infrastruktur Terminal BBM, armada mobil tangki, dan infrastruktur IT serta fasilitas lainnya untuk mendukung kelancaran operasional uji pasar. Instalasi Jakarta Group telah siap menyalurkan Dexlite dengan kapasitas 1.000 KL per hari. Untuk pengiriman dari Terminal BBM ke SPBU juga telah disiapkan mobil tangki multipurpose sehingga dengan adanya tambahan produk baru Dexlite ini tidak akan mengganggu pengiriman produk BBM lainnya.(RI/RA)