JAKARTA- PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, pantas ditahbiskan sebagai perusahaan paling mumpuni dalam mengimplementasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Hal itu terbukti dari rentetan apresiasi dan prestasi Pertamina dan anak usaha dalam berbagai ajang terkait TJSL yang digelar sejumlah institusi, dalam maupun luar negeri.

Paling mutakhir adalah masuknya perusahaan dalam Grup Pertamina sebagai kandidat peraih Emas PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan periode 2019-2020. Berdasarkan lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK 104/PPKL/SET/Was,8/11/20 tentang Penetapan Kandidat Emas Program Penilaian Peringkat Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Tahun 2019-2020, perusahaan dalam Grup Pertamina menempatkan 25 perusahaan atau 52% dari total 48 perusahaan yang masuk sebagai kandidat peraih Emas PROPER 2020.

Subsektor Migas Eksplorasi dan Produksi (EP) Pertamina mendapatkan wakil paling banyak, yaitu 11 perusahaan atau unit bisnis. Lainnya adalah sembilan subsektor Migas Distribusi (minyak dan gas), empat subsektor Migas Unit Pengolahan dan sisanya adalah subsektor pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Tahun lalu, Grup Pertamina memperoleh 13 dari 26 kategori Emas PROPER yang diberikan oleh KLHK. Pertamina RU II Kilang Sei Pakning di Kabupaten Bengkalis memperoleh nilai tertinggi di bawah PT Indonesia Power (anak usaha PT PLN) Unit Pembangkit Bali, Unit Pesanggaran Kota Denpasar. Nilai RU II Kilang Sei Pakning lebih tinggi dari 12 peraih Emas PROPER untuk perusahaan Pertamina lainnya, yaitu PT Badak NGL, Pertamina Refinery VI Balongan, PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field, Pertamina RU IV Cilacap, PT PHE Jambi Merang, dan PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang. Pun PEP Asset 1 Jambi Field, PEP Asset 1 Rantau Field, PEP Asset 3 Tambun Field, Pertamina MOR IV TBBM Rewulu, dan Pertamina Gas Area Jawa Bagian Timur Sidoarjo, serta Pertamina MOR II-TBBM Bandung Group. Sayangnya, tahun ini, PEP Asset 1 Jambi Field dan Pertamina MOR II-TBBM Bandung Group tidak masuk dalam kandidat Emas.

Sektor hulu Pertamina diproyeksikan mendapakan sekurangnya enam hingga tujuh PROPER Emas tahun ini. Selain mengandalkan Emas dari PT Pertamina EP (Rantau Field, Tambun Field, Subang Field) dan PHE Jambi Merang, peluang juga bagi unit bisnis PT Pertamina Hulu Energi Subholding Upstream lainnya, yaitu PHE West Madura Offshore, PT Pertamina Hulu Mahakam unit lapangan BSP, serta PEP Asset 5 Tanjung Field dan JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi. Adapun anak usaha PT Pertamina Power Indonesia, yaitu PT Pertamina Geothermal Energy, berpotensi mendapatkan dua emas. Selain dari PGE Area Kamojang, kesempatan juga meraih Emas dari PGE Area Ulubelu. Potensi mempertahankan PROPER Emas juga ada pada PT Badak NGL, Pertamina RU VI Balongan, dan Pertamina Kilang Sei Pakning dan RU IV Cilacap.

Rudi Ariffianto, Pelaksana Tugas Vice President CSR and Small Medium Enterprises Partnership Program (SMEPP) PT Pertamina (Persero), mengatakan Pertamina memang memberikan perhatian terkait dengan PROPER. Ini merupakan bagian dari upaya Pertamina untuk menjadi loveable company, artinya perusahaan semakin dekat dengan masyarakat karena masyarakat semakin merasakan manfaat keberadaan Pertamina di lingkungannya.  “Jadi, Pertamina tidak tumbuh sendiri, tetapi masyarakatpun ikut tumbuh bersama Pertamina baik di proyek-proyek perusahaan maupun unit operasi,” ujar Rudi kepada Dunia Energi, Selasa, 10 November 2020.

Untuk tujuan itu, lanjut Rudi, Pertamina terus berupaya menciptakan inovasi program agar CSR semakin memberi manfaat secara berkelanjutan, tidak sekadar charity melainkan hadir dengan program yang sustain dan melibatkan masyarakat.

Menurut Rudi, Pertamina saat ini menggencarkan program-program yang memberi dampak secara berkelanjutan, seperti Kelompok Ekonomi Masyarakat, dimana melalui program tersebut anggotanya bisa merasakan dampak langsung, dari semula berpenghasilan Rp1.5-2 juta per bulan, meningkat menjadi Rp5-6 juta per bulan.

“Kami juga memperkenalkan tranformasi mitra binaan CSR kepada Program Kemitraan agar mereka semakin terlatih untuk mandiri, dan Pertamina bisa mencari kelompok-kelompok masyarakat lainnya di ring 1 untuk dibina dengan program CSR. Jd sifatnya program ini semakin bergulir dan merata bahkan bukan tidak mungkin meluas ke luar ring 1,” katanya.

Risna Resnawaty, pakar CSR dari Universitas Padjadjaran, menilai keberhasilan Grup Pertamina meraih banyak kategori Emas dalam PROPER setiap tahunnya sangat pantas karena pemberdayaan masyarakat sekitar operasi menjadi komitmen perusahaan. Pertamina dinilai memiliki komitmen kuat untuk melakukan pengelolaan lingkungan, proses efisiensi, dan energi alternatif dalam operasi serta pelaksanaan pemberdayaan masyarakat (Community Development/Comdev) yang serius.

Risna menggarisbawahi bahwa semua perusahaan bisa menyatakan dirinya punya komitmen yang kuat. Dalam implementasi Comdev atau CSR, komitmen kuat itu perlu dibuktikan dengan tiga hal. Pertama, kebijakan tetang CSR yang tertulis maupun tidak tertulis yang dipahami dan menjadi nilai (value) bagi seluruh organ perusahaan. Kedua, tujuan yang jelas yang dibarengi perencanaan dan implementasi yang baik. Ketiga, unit pelaksana atau penanganan Comdev atau CSR yang mumpuni.

“Tiga hal tersebut merupakan ‘peluru’ andal yang harus dimiliki dan tampaknya Pertamina (yang masuk nominasi Emas) sudah lengkap dalam ketiga hal itu,” ujar Ketua Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Unpad ini kepada Dunia Energi, Selasa, 10 November 2020. (DR)