JAKARTA – Kegiatan eksplorasi dalam rangka mencari cadangan batu bara metalurgi (kokas) di Indonesia terus diintensifkan. Hal tersebut wajar karena kebutuhan emas hitam kalori tinggi cukup tinggi, namun ketersediaannya belum ada sehingga impor menjadi pilihan yang sulit dihindari. Hingga 2021 saja realisasi impor kokas telah mencapai 7,9 juta ton.

Ridwan DJamaluddin, Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, mengatakan ada 22 lokasi pencarian cadangan kokas. Eksplorasi bertujuan untuk menyediakan data terkait ketersediaan batu bara kalori tinggi.

“Kita belum punya pertambangan ini. Kita masih impor 7,9 juta ton,” kata Ridwan dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja 2021 dan Program Kerja 2020 Sub Sektor Minerba, Kamis (20/1).

Adapun kegiatan eksplorasi berlangsung pada 22 lokasi yang tersebar di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Rinciannya, untuk Kalimantan Timur dilakukan oleh PT Mahakam Indah Jaya, PT Dermaga Pratama Perkasa, PT Borneo Emas Hitam,m, PT Gunung Bayan Pratama Coal,, PT Indo Pancadasa Agrotama, dan PT Kartika Selabumi Mining.

Sementara untuk Kalimantan Tengah rinciannya, PT YASTRA ENERGY, PT TUAH GLOBE MINING, PT BORNEO PRIMA, PT MURUNG RAYA COAL, PT SEMESTA ALAM BARITO, PT NANTOY BARA LESTARI, PT PERMATA MULYA AGUNG, PT SUPRABARI MAPANINDO MINERAL, PT WAHANA AGUNG SEJAHTERA, KOP JEMBATAN DUA MANDIRI, PT BATUBARA KALIMANTAN. Sedangkan untuk yang di Kalimantan Selatan rinciannya, PT SEBUKU SEJAKA COAL, PT ANUGERAH BARA HAMPANG, PT KADYA CARAKA MULIA, PT TANJUNG ALAM JAYA (*), PD BARAMARTA.

Sumber : Kementerian ESDM

Sebelumnya rencana Kementerian ESDM menggenjot kegiatan eksplorasi batu bara dengan biaya dari alokasi pendapatan negara bukan pajak (PNBP) mendapat respon positif pengusaha tambang. Kebijakan ini dinilai dapat meningkatkan kegiatan eksplorasi batu bara kalori tinggi.

Hendra Sinadia, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), upaya pemerintah pada pengembangan batu bara jenis kalori tinggi patut didukung. Apalagi saat ini Indonesia masih mengimpor batu bara jenis kokas maupun semi kokas.

“Saat ini memang beberapa anggota kami memiliki spesifikasi batu bara dengan kalori 6.100 ke atas,” ujar Hendra. (RI)