JAKARTA – PT Pertamina Refinery Unit III (RU III) Plaju menargetkan produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 36,23 juta barel pada 2019 dengan tantangan baru untuk terus menjalankan program Green Refinery Pertamina secara konsisten dan menjalankan program biodiesel 20% atau B20 sesuai kebijakan pemerintah.

Yosua I. M Nababan, General Manager RU III Plaju, mengatakan untuk mewujudkan target kinerja yang optimal tidak dapat dilakukan sendiri.

“Kolaborasi, dukungan, dan doa dari seluruh stakeholder RU III, khususnya yang berada di wilayah Sumbagsel merupakan hal yang tak terpisahkan dari bisnis kami,” ujar Yosua, Jumat (15/3).

Menurut Yosua, Pertamina RU III terus mendorong penciptaan inovasi, value creation, dan potensi efisiensi untuk menjadikan operasi yang lebih efisien dan kompetitif mengingat tantangan yang kompleks dari kilang yang sudah tua.

Sepanjang 2018, produksi BBM RU III mencapai 103,4% dibanding 2017 atau naik dari 35,2 juta barel menjadi 36,3 juta barel.

Yosua mengatakan kinerja 2018 meningkat cukup signifikan didukung oleh optimasi inovasi rekayasa recovery waste oil yakni metode upgrading unvaluable produk menjadi valuable produk .

“Penyumbang terbesar peningkatan produksi tersebut dipengaruhi dengan adanya pemanfaatan waste oil menjadi produk bernilai khususnya mogas dengan kualitas yang prima”, kata Yosua dalam keterangan tertulisnya.

Rekayasa recovery waste oil merupakan salah satu program terobosan dalam menjaga security of supply BBM area Sumbagsel dan diklaim mampu memberikan peningkatan margin RU III sebesar Rp128,3 miliar per tahun.

Tidak hanya peningkatan volume produksi minyak, kilang petrochemical kami yang memproduksi biji plastik produksinya mencapai diatas target sebesar 45.200 ton per tahun setara dengan 102 % on target 2018.

“Guna menjaga kehandalan unit petrochemical berbagai upaya tetap dijalankan seperti dengan kegiatan maintenance rutin,” kata Yosua.

Prestasi lainnya di penghujung 2018 Kilang Plaju menjadi pilot project Green Refinery yakni pengolahan minyak sawit menjadi bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan. Uji coba skeme co-processing dengan injeksi RBDPO secara bertahap 2,5% – 7,5% yang mampu memproduksi bahan bakar ramah lingkungan dengan octane number hingga 91,3.(RA)