JAKARTA – PT PLN (Persero) menargetkan penjualan listrik 2019 tumbuh sebesar 5,6% menjadi 245 Terra Watt hour (TWh). Penjualan listrik tahun ini akan mengandalkan pertumbuhan penjualan listrik segmen industri.

“Target 2019 itu 245 TWh, naik 13 TWh dibanding 2018,” kata Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan Strategis PLN di Jakarta, Senin (28/1).

Menurut Supangkat, segmen industri menjadi andalan karena meskipun jumlah pelanggannya lebih sedikit dibandingkan pelanggan rumah tangga, konsumsi listriknya cukup besar.

“Paling besar tentu industri. Kalau jumlah pelanggan memang rumah tangga., Tapi dari segi kWh industri,” katanya.

Salah satu pertumbuhan penggunaan listrik dari segmen industri yang paling diharapkan adalah industri yang beroperasi di Pulau Jawa.

Pertumbuhan penjualan listrik sepanjang 2017 penjualan sebesar 225 TWh dan pada 2018 menjadi 232 TWh. Pertumbuhan tersebut relatif minim karena hanya sebesar 3,1%. Sementara target perseroan sebenarnya dipatok sebesar 7%.

Menurut Supangkat, tidak tercapainya target penjualan pada tahun lalu lantaran target pertumbuhan ekonomi yang juga tidak sesuai target. “Kurang sedikit (dari target) karena pertumbuhan ekonomi menurun (tidak sesuai target),” ungkapnya.

Dalam draf Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) pada 2019-2028 pertumbuhan penjualan listrik dipatok sebesar 6,43%, turun dibandingkan RUPTL sebelumnya yakni sebesar 6,9%. Untuk tambahan jumlah pelanggan ditargetkan sebanyak 22.978 ribu, sementara RUPTL sebelumnya tambahan pelanggannya ditetapkan 25.496 ribu.

Syofvi Roekman, Direktur Perencanaan PLN, mengatakan industri akan berkembang tidak hanya di Pulau Jawa, namun juga di Sulawesi seiring masifnya perkembangan industri smelter. Selain industri, perkembangan kendaraan listrik untuk tahun ini juga berpotensi mendorong penjualan listrik PLN.

“PLN siap memberikan diskon kepada pelanggan yang memiliki kendaraan listrik,” kata Syofvi.

Rencananya diskon pengisian daya untuk mobil listrik akan diberikan pada pukul 10 malam hingga pukul 4 pagi. PLN akan mulai menghitung besaran diskon tersebut sebelum peraturan presiden tentang mobil listrik diterbitkan.

“Lagi dihitung oleh tim kami. Per pelanggan ini, harus di check punya mobil listrik. Ini supaya investasi saya tidak cukup banyak karena konsumsi listrik naik. Kami diminta hitung, sebelum Perpres mobil listrik sudah bisa keluarkan hal itu,” papar dia.

Menurut Syofvi, untuk bisa mengisi daya mobil listrik paling tidak dibutuhkan daya 1.000 – 2.000 VA. Karena itu PLN dalam waktu dekat juga akan merilis aturan penambahan daya listrik yang akan selaras dengan program penyederhanaan golongan.

“Yang dikeluarkan itu aturan discount untuk tarif. Tarif tambah daya. Tambah daya itu sedang dilihat semua, tapi prioritas yang mobil listrik,” tandas Syofvi.(RI)