JAKARTA –  PT lndo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), anak usaha Banpu Plc, perusahaan tambang asal Thailand, menargetkan volume produksi batu bara sebesar 23,6 juta ton sepanjang 2019. Serta membidik volume penjualan 26,5 juta ton.

“Dari angka itu, 61% sudah terjual,” kata Yulius Kurniawan Gozali, Direktur Indo Tambangraya usai Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Senin (25/3).

Pada tahun fiskal 2018, Indo Tambangraya menghasilkan 22,1 juta ton batu bara. Perseroan juga mencatat penjualan 23,5 juta ton batu bara yang dikapalkan ke China 4,9 juta ton, Jepang 4,3 juta ton, India 3,5 juta ton, Indonesia 2,8 juta ton  Filipina 2,2 juta ton, dan negara-negara Iain di Asia Timur, Selatan, dan Tenggara,

Untuk 2019, Indo Tambangraya menjalankan beberapa strategi guna mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan energi. Pertama, meningkatkan infrastruktur penambangan seperti memperluas kapasitas lahan penyimpanan batu bara (stockyard) di Pelabuhan Bunyut, memperbaiki jalan tambang di Gugus (cluster) Melak, mengoptimalisasi kapasitas pelabuhan Jorong, serta mengoptimalisasi kinerja pengangkutan batu bara.

Indo Tambangraya juga menangkap margin di sepanjang rantai nilai dengan meningkatkan produktivitas dan kapasitas kontraktor, memperbesar volume usaha bahan bakar dan meningkatkan logistik untuk menjaga manajemen biaya secara disiplin, menjajaki peluang di pembangunan ketenagalistrikan yang tumbuh di dalam negeri.

Selain itu, perseroan memperluas usaha intinya dengan meningkatkan sinergi dalam hal pemanfaatan infrastruktur di antara konsesi yang berdekatan. Selain meningkatkan target volume perdagangan batu bara, perusahaan juga melanjutkan tahapan studi kelayakan operasi tambang bawah tanah di Trubaindo.

Perusahaan juga menguatkan proses bisnis dengan menerapkan trasnformasi digital secara menyeluruh sambil tetap menggalakkan inovasi dan pengembangan sumber daya manusia.

Indo Tambangraya adalah salah satu produsen batu bara lndonesia dengan lingkup usaha yang terintegrasi mulai dari kegiatan penambangan, pengolahan, dan kegiatan logistik.  Perseroan memproduksi batu bara termal dengan beberapa jenis kualitas yang baik, sehingga mampu memenuhi pelanggannya di Asia yang jumlahnya besar dan beragam.

Saat ini Indo Tambangraya sedang mengembangkan bisnisnya menjadi penyedia energi dengan produk-produk dan layananlayanan yang terjangkau, berkualitas, dan berkelanjutan, dengan mengoptimalisasikan rantai nilai dari hulur sampai hilir.

“Belanja modal  2019 sebesar US$ 121,9 juta,” tandas Yulius.(RA)