JAKARTA– Sebanyak 18 perusahaan diketahui memsok bahan baku biodiesel untuk program biodiesel 30% atau B30 mulai 2020 ke PT Pertamina (Persero). Pemasok bahan bakar nabati terbesar ke Pertamina adalah Grup Wilmar, yaitu PT Wilmar Nabati Indonesia sebesar 1.373.794 kiloliter dan PT Wilmar Bioenergi Indonesia sebesar 1.148.269 kiloliter.

Pasokan bahan bakar nabati Pertamina juga datang dari 16 perusahaan lain, antara lain PT Musim Mas 1.035.549 kiloliter, PT Bayas Biofuels 861.018 kiloliter, dan PT Cemerlang Energi Perkasa sebanyak 482.669 kiloliter. Selain itu ada PT Permata Hijau Palm Oleo sebanyak 417.164 kiloliter, PT Tunas Baru Lampung Tbk sebanyak 341.890 kiloliter, PT Sinarmas Bio Energy sebanyak 365.664 kiloliter, dan PT Sukajadi Sawit Mekar sebanyak 305.326 kiloliter.

Pertamina mendapat pasokan bahan bakar nabati terbesar untuk program B30 yang dimulai awal tahun depan, yaitu 8.362.300 kiloliter dari total 9.590.131 kiloliter. Posisi berikutnya adalah PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) sebesar 498.683 kiloliter dan PT Petro Aalan Nusantara sebesr 201.825 kiloliter. Berikutnya adalah PT ExxonMobil Lubricants Indonesia sebesar 139.631 kiloliter dan PT Jasatama Petroindo sebesar 63.000 kiloliter, PT Shell Indonesia 30.200 dan PT Sinaralam Dutaperdana II sebesar 30.000 kiloliter.

Penetapan pemenang tender pemasok bahan bakar nabati untuk biodiesel program B30 tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Suber Daya Mineral Nomor 199/2019 tertanggal 10 Oktober 2019.

Pertamina sejak 21 November 2019 telah mengimplementasikan program B30 secara bertahap. Perusahaan menargetkan ada delapan titik pencapuran bahan bakar nabati dengan kadar 30% di sejumlah Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM). Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menerapkan B30 pada Januari 2019.

Fajriyah Usman, Vice President Corporate Communication Pertamina, menjelaskan, TBBM akan menjadi pilot project pencampuran FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dengan Solar, yaiti TBB Boyolali dan Rewulu, selanjutnya di TBBM Balikpapan, TBBM Medan Group, Jakarta Group dan TBBM Panjang, RU III Plaju dan RU VII Kasim sehingga pada Januari 2020, sebanyak delapan titik Pertamina sudah siap melakukan pencampuran B30.

“Uji Coba ini akan dilakukan secara bertahap sebelum akhirnya diterapkan secara menyeluruh,” kata Fajriyah di Jakarta, belum lama ini.

Pelaksanaan uji coba yang berlangsung hingga 31 Desember 2019 dilaksanakan dengan mengacu pada ketentuan yang diatur dalam Kepmen ESDM 227/2019.

Dalam beberapa tahun terakhir, realisasi penyerapan FAME terus mengalami kenaikan. Pada 2017, penyerapan FAME mencapai 2,51 juta KL dan naik menjadi 3,2 juta KL pada 2018.

“Hingga Oktober 2019, total penyerapan FAME oleh Pertamina sudah mencapai 4,493 juta KL,” ujarnya. (RA)