JAKARTA- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan dari 128 cekungan di Indonesia, sekurangnya ada 10 fokus area eksplorasi dengan potensi cadangan minyak besar (giant discovery). Selain itu, ada dua area baru potensial di laut alam (deep water).

Dari 10 potensi cekungan yang menyimpan potensi cadangan besar itu, enam di antaranya berada di Kawasan Indonesia Barat, yaitu North Sumatera Offshore, Central Sumatera Onshore, dan South Sumatera Onshore. Selain itu, North East Java-Makassar Strait Offshore, Tarakan Offshore, dan Kutai Offshore. Sedangkan di Kawasan Indonesia Timur ada empat, yaitu Button Offshore, Northern Papua Offshore, Bird’s Body Onshore, dan Warim Onshore.

“Dua lagi adalah new deepwater potential area, yaitu Makassar Strait dan Timor-Tanimbar-Sernal,” ujar Shinta Damayanti, Kepala Divisi Eksplorasi SKK Migas, saat berbicara pada diksusi virtual yang diselenggarakan Ikatan Ahli Tehnik Perminyakan Indonesia (IATMI) di Jakarta, Selasa (15/9) malam.

Shinta mengatakan Indonesia saat ini ada 167 wilayah kerja (WK) minyak dan gas konvensional. Sebanyak 142 WK di Bara dan 25 WK di Timur. Di Barat ada 63 WK Produksi, 17 WK Pengembangan, dan 66 WK Eksplorasi. Sedangkan di Timur ada 10 WK Produksi 2 WK Pengembangan, dan 13 WK Eksplorasi. Dari 128 cekungan, 57 di antaranya ada Barat. Ini terdiri aas 14 produksi, 12 ada penemuan, dan 31 belum ada penemuan. Sedangkan di Timur ada 71 cekungan, terdiri atas 6 produksi 13 ada penemuan dan 42 belum ada penemuan.

Shinta mengapresiasi upaya PT Pertamina Hulu Energi Jambi Merang, kontraktor kontrak kerja sama di bawah pengawasan SKK Migas, yang telah menuntaskan Komitmen Kerja Pasti dengan survei seismik dua dimensi (2D) Wilayah Kerja Jambi Merang di area terbuka (Open Area) awal Agustus 2020. SKK Migas bersama KKKS PHE Jambi Merang telah menyelesaikan survei seismik 2D sepanjang 32.200 km atau 107,3% dari target awal 30.000 km.

“Survei 2D di Open Area menjadi istimewa karena tidak hanya yang terpanjang se-Asia Pasifik dalam 10 tahun terakhir, namun juga diselesaikan pada saat pandemi Covid-19,” ujarnya.

Setelah menyelesaikan pekerjaan akuisisi seismic 2D di Open Area, PHE Jambi Merang akan melakukan processing dan evaluasi selama 12 bulan. “Setelah setahun dievaluasi datanya terbuka bisa diakses semua investor, harapan kami setelah diakses bisa menjadi WK baru,” katanya.

Menurut Shinta, ada beberapa hal untuk menarik investasi eksplorasi, antara lain potensi, fiskal, regulasi dan monetisasi penemuan eksplorasi. Saat ini SKK Migas fokus menaikkan daya tarik investasi di sisi potensi eksplorasi. Beberapa program kerja sejak 2018 hingga kini telah dilakukan SKK Migas, antara lain G&G days, technology days, studi internal, play based exploration di 14 area Indonesia, akuisisi data baru dari KKP Open Area. Tahun ini juga SKK Migas melakukan pilot test penggunaan teknologi Cloud Computing Artificial Intelligenc/Machine Learning untuk membantu mempercepat identifikasi potensi migas Indonesia. (DR)