JAKARTA – PT PLN (Persero) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan empat calon pelanggan tegangan tinggi hingga 188 Volt Ampere (VA) di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. Keempat pelanggan tersebut adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa yang berlokasi di Kotabaru, PT Sebuku Iron Lateric Ores (SILO) yang berlokasi di Pulau Sebuku Kotabaru, PT THU Green Energy (THUGE) yang berlokasi di Buntok dan PT Angkasa Jaya Mulia (AJM) yang berlokasi di Satui, Tanah Bumbu.

Machnizon Masri, Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN, mengatakan pelanggan tegangan tinggi merupakan suatu hal yang baru di kawasan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

“Beberapa waktu lalu kami juga telah melakukan MoU bersama PT Indo Tambangraya Megah yang merupakan calon pelanggan tegangan tinggi pertama di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,” kata Machnizon, Rabu (13/3).

Syofvi Felienty Roekman, Direktur Perencanaan Korporat PLN, menambahkan PLN sudah memiliki kemampuan yang berbeda dari beberapa tahun lalu dalam hal memasok kebutuhan listrik bagi para pelanggan. PLN kini memiliki kemampuan membangun yang luar biasa.

“Kami sudah bisa membangun jaringan transmisi sepanjang 5.000 kilometer sirkit per tahun, dan Gardu Induk hingga 20.000 MVA per tahunnya. Itu adalah peningkatan yang luar biasa dibanding tahun-tahun sebelumnya,” papar Syofvi.

Syofvi mengharapkan dalam MoU yang ditandatangani ada posisi yang equal antara PLN dan pelanggan, sebagai bentuk komitmen PLN kepada pelanggan. “Harapannya pelanggan bisa lebih berkonsentrasi pada bisnis dan PLN yang akan support kebutuhan listriknya,” tukasnya.

Site Tanjung Katon Primanto, General Manager Operation PT Indocement Tunggal Prakarsa, menuturkan dengan adanya komitmen PLN maka ada kepastian untuk kelangsungan industri.

“Selama ini, jika terjadi black out kami perlu melakukan recovery lebih dari 12 jam. Jelas kedepannya suplai dari PLN akan sangat kami andalkan. Harapannya komunikasi akan terus berlangsung dengan baik,” kata dia.

Menurut Machnizon, dalam keterangan tertulisnya, kesepakatan yang ditandatangani PLN bisa menjadi pintu bagi perusahaan lain untuk tidak ragu dalam berinvestasi karena adanya kepastian dalam supply untuk tenaga listrik. Perusahaan-perusahaan lain diharapkan juga akan beralih dari captive power dan menggunakan listrik PLN. Apalagi masih banyak perusahaan-perusahaan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang mengandalkan captive power.

“Harapannya akan banyak perusahaan yang lain ikut beralih menggunakan listrik PLN. Hal ini secara kolektif akan meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan di Indonesia,” tandas Machnizon.(RI)