BATANGTORU-PT Agincourt Resources, selaku pengelola Tambang Emas Martabe, menggelar acara Gelar Karya Tani Mandiri yang dipusatkan di area pesawahan Aek Pahu, Desa Napa Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Sabtu (6/5). Tim Duffy, President Direktur PT Agincourt Resources, mengatakan kegiatan Gelar Karya Tani Mandiri ini merupakan wujud komitmen investasi sosial Tambang Emas Martabe kepada para petani di Batangtoru yang bertujuan antara lain untuk meningkatkan pendapatan dan mata pencaharian yang berkelanjutan.

Dalam kegiatan ini dilakukan pengesahan pembentukan lima koperasi yang berada di desa sekitar Tambang Emas Martabe serta dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antarkoperasi. Ke lima koperasi ini ke depannya akan dijadikan sebagai pelopor dalam menumbuhkembangkan rantai bisnis pertanian yang berkelanjutan khususnya di wilayah Batangtoru. Program tumbuh kembang ini disebut sebagai SUPRA (Sentra Usaha Tani dan Penguatan Rantai Agribisnis) yang memiliki visi untuk menjamin keberlanjutan mata pencaharian khususnya para petani.

“SUPRA ini merupakan salah satu program unggulan Corporate Social Responsibility PT Agincourt Resources yang mana diharapkan mampu memberikan “multiplier effect” bagi masyarakat umum khususnya di wilayah Batangtoru,” kata Tim dalam siaran pers yang diterima Dunia-Energi.

Dalam kegiatan GKTM ini, kelima koperasi tersebut melakukan parade dan unjuk kreasi di atas panggung Karya Koperasi sebagai bagian dari eksistensi diri di tengah-tengah masyarakat.

Nota Kesepahaman Koperasi dengan Agincourt Resouces
Dalam acara yang dihadiri sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan tersebut, juga digelar sarasehan dan diskusi dalam rangka memotivasi para petani. Di penghujung acara panitia penyelenggara mengumumkan peserta yang menampilkan parade terbaik.

Suhadi (50), perwakilan dari kelima koperasi tersebut, menyatakan acara Gelar Karya Tani Mandiri merupakan hajatan yang paling besar yang pernah diadakan para petani di Batangtoru dalam beberapa puluh tahun terakhir ini. Suhadi berharap dengan ditandatanganinya MoU ke lima koperasi tersebut bisa menciptakan sinergi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani.

“Tentunya langkah awal ini bisa merubah paradigma petani untuk berpikir menjadi pengusaha jagung, pengusaha pupuk organik sehingga bisa menambah sumber pendapatan,” kata Suhadi.

Perhatian PT Agincourt Resources terhadap para petani di wilayah Batangtoru tidak hanya melalui program ini saja. Sebelumnya Departemen Pengembangan Masyarakat Tambang Emas Martabe berhasil mendampingi Kelompok Tani “Mulia Bakti” Desa Sumuran, Kecamatan Batangtoru untuk menjual jagung pipil total sebanyak 40 ton ke PT Charoen Pokphand Tbk, salah satu pabrik pakan ternak terbesar di Medan. Pengiriman perdana telah dilakukan pada akhir tahun 2016.

Jagung pipil yang dipasarkan hingga ke Medan ini merupakan hasil panen jagung tahap pertama di atas lahan 15 hektar di Lubuk Tano, Dusun Aek Sirara, Desa Sumuran, Kecamatan Batangtoru, yang dikelola oleh 33 orang anggota kelompok tani. Bantuan yang diberikan oleh Tambang Emas Martabe antara lain paket sarana produksi pertanian, benih, pupuk kompos, persiapan lahan, pengembangan kapasitas melalui sekolah lapang baik dari PPL maupun Tambang Emas Martabe, penanganan pasca panen dan perbaikan jalur distribusi pemasaran.

Suasana Gelar Karya Tani Mandiri

Penjualan perdana secara langsung ke pabrik pakan ternak tersebut merupakan salah satu terobosan dalam upaya membantu meningkatkan pendapatan dan semangat para petani untuk terus meningkatkan hasil produksi jagungnya.

Tidak hanya itu, sebelumnya Kelompok Tani (poktan) Aek Pahu yang juga mendapat pendampingan PT Agincourt Resources melaksanakan penanaman perdana padi organik di lahan persawahan seluas 3 (tiga) hektar, di Desa Napa. Varietas padi organik yang ditanam antara lain Cianjur, SAW, Merah Saodah, Merah Putih, dan Jasmin dan dijadwalkan panen pada Juli 2017 dengan target 8 (delapan) ton per hektar.

Selain melakukan penanaman perdana padi organik, PT Agincourt Resources juga melakukan optimalisasi budidaya dan memberi nilai tambah bagi usaha pertanian organik melalui metode mina padi atau perikanan di persawahan, pemanfaatan lahan sisa dengan tanaman holtukultura, dan penerapan teknologi ramah lingkungan seperti Solar Cell, mini PLTA, dan Hydram.

Program pengembangan masyarakat ini sejalan dengan program Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan, yakni intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP). Jenis ikan yang ditebar berdampingan dengan penanaman padi organik antara lain, ikan jurung, ikan mas, ikan nila, dan belut. Ikan-ikan ini ditebar sebagai penambah nutrisi bagi tanah dan padi yang ditanam serta sebagai penambah nutrisi seluruh petani anggota poktan Aek Pahu. Kawasan persawahan Aek Pahu kini telah menjadi Organic Farming Eco Park yang edukatif dan rekreatif.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (“CoW”) yang ditandatangani April 1997. Tambang Emas Martabe kini telah memikiki sumberdaya 7,4 juta ounce emas dan 69 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak. Lebih dari dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, tujuh puluh persen direkrut dari masyarakat di empat belas desa di sekitar tambang.

Pada Maret 2016, perusahaan konsorsium pertambangan yang dipimpin oleh EMR Capital, spesialis dana ekuitas pertambangan swasta asal Australia, resmi menjadi pemegang saham utama Agincourt Resources. Kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) tidak mengalami perubahan. Lebih dari dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, tujuh puluh persen direkrut dari masyarakat di lima belas desa di sekitar tambang dan wilayah terdekat lainnya. (dr)