Wawancara CEO PT Pelita Air Service Rifky Effendi Hardijanto

Kami Genjot Bisnis Charter Nonmigas

PT Pelita Air Service (PAS), anak usaha PT Pertamina (Persero) pada bisnis charter pesawat, tahun lalu mencatatkan pendapatan sebesar US$ 55 juta atau setara dengan Rp 731,5 milar sebesar 90% atau sekitar US$ 49 juta  kontribusi dari bisnis charter pesawat.  Bisnis charter pesawat  PAS tahun ini juga masih menjadi andalan kendati diproyeksikan turun. Namun, manajemen PAS tahun ini juga menaikkan target pendapatan dari bisnis lain yang disiapkan perusahaan?

Rifky Effendi Hardijanto

Apa saja rencana bisnis  PAS tahun ini? Apakah bisa menggenjot penerimaan pendapatan PAS? Untuk mengetahui  lebih jauh soal rencana kerja PAS tahun ini, wartawan Dunia Energi Yurika Indah Prasetianti mewawancarai Direktur Utama PT Pelita Air Service Rifky Effendi Hardijanto di Jakarta, baru-baru ini. Berikut petikannya.

 

Apa saja portofolio bisnis PT Pelita Air Service (PAS) saat ini? 

Portofolio bisnis PAS saat ini kami membagi beberapa kelompok.  Ada kelompok aero, bisnis penerbangan, utama kami adalah charter pesawat. Kemudian ada yang non-aero. Yang aero utamanya itu adalah charter pesawat, kemudian ada bisnis pemeliharaan pesawat melalui anak perusahan kami. Untuk aero, charter kami bagi menjadi dua . Yang migas base untuk yang perusahaan-perusahaan migas sama yang non migas. Kemudian untuk yang non- aero terdapat beberapa hal termasuk yang bandara dan ada industrial turbine maintenance.  Non- aero sedang kami kembangkan, yaitu bandara dan industrial turbine maintenance. Itu berupa perawatan turbin-turbin industri, kemudian optimalisasi properti yang kami punya.

Berapa total armada pesawat PAS saat ini?

Armada pesawat yang kami punya itu enam pesawat terbang sayap tetap-six wings, plus 12 helikopter.

Bagaimana kontribusi bisnis  charter pesawat terhadap pendapatan PAS tahun lalu?

Kontribusi charter pesawat masih dominan, masih 90% dari revenue. Selebihnya yang lain-lain itu. Pengelolaan bandara belum memberikan hasil tahun lalu karena memang belum dijalankan bisnisnya. Sebanyak 90% kira-kira sekitar US$49,5  jutaan ya, dari total pendapatan tahun lalu kurang lebih US$55 jutaan, itu konsolidasi ya.

Bagaimana dengan target revenue tahun ini?

Tahun ini targetnya tidak banyak perubahan dari tahun lalu. Bisnis juga sedang tidak baik. Situasi bisnis sedang suram, dipicu harga minyak yang anjlok. Tahun ini kami harus hati-hati dalam menetapkan target karena pada dasarnya bisnisnya tidak terlalu tumbuh bahkan cenderung menyusut ya. Makanya saya harus bekerja keras untuk mengejar bisnis yang sifatnya nonmigas, penerbangan yang sifatnya tidak terkait dengan dunia migas.

Bandara-Pondok-Cabe-Istimewa-001-704x370

Kontribusi sektor lain?

Nanti akan ada kontribusi dari properti, yang bandara ini juga. Yang migas tahun ini mungkin akan mengecil, yang nonmigas saya harapkan bisa dapat. Yang nonmigas diharapkan tumbuh 5% , jadi kalau yang migas tidak dapat kan ada yang menggantikan. Kurang lebih nonmigas 15%, migas 85%. Memang tidak bisa drastis ya

Charter masih akan memberi kontribusi besar terhadap pendapatan perusahaan tahun ini?

Pendapatan kita charter 90%, noncharter 10%. Harapannya dari bandara ini bisa dapat sedikit-sedikit. Untuk detail customer mohon maaf saya tidak bisa kasih. Siapa target marketnya, siapa yang kami bidik, pasti itu confidential lah.

Seiring pelemahan rupiah, bisnis charter juga  turun. Akan ada diversifikasi bisnis?

Seiring harga minyak melemah, makanya kami lakukan diversifikasi bisnis. Kami mengembangkan bisnis aero yang nonmigas, siapa yang kita target itu masih confidential.  Kalau sudah berhasil baru saya informasikan. Yang jelas kami harus berkembang ke arah yang nonmigas untuk memberikan suatu spektrum portofolio yang lebih baik.

Termasuk ke bisnis turbin gas?

Perawatan turbin gas, kami masuk ke bisnis ini karena Pertamina punya banyak sekali turbin gas lebih dari 200  turbin itu ada di bawah Pertamina di Indonesia ini.  Kami ingin berkontribusi ke sana. Artinya, kami ingin masuk ke sana. Turbin gas itu pada prinsip nya mirip dengan mesin pesawat.  Kami kan ada bisnis perawatan mesin pesawat. Nah, ini kami kembangkan ke sana. Untuk proses  familiarisasi itu tidak sulit dan tidak jauh.  Soal berapa kontribusinya, 5-6% angka yang sangat bagus kalau bisa kami capai. Kalau kami kuantifikasikan bisa lah US$ 3 jutaan.

Pelita air

Soal kerja sama pengelolaan Bandara Pondok Cabe dengan PT Angkasa Pura (AP) II dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk bagaimana?

Mekanisme kerjasamanya dengan AP II untuk Bandara Pondok Cabe,   belum didefinisikan dalam kontrak. Kami masih fokus pada faktor-faktor teknis setelah itu baru masuk ke dalam skema bisnisnya seperti apa. Karena sebuah bisnis pasti dioperasikan,  ketika dioperasikan pasti ada biaya, kan begitu.  Setelah kontribusi teknis,  lalu bagaimana nih kontribusi dari biaya yang timbul. Nah baru kami definisikan bentuk bisnisnya seperti apa. Tapi, kalau kita sepakat mengembangkan bandara ini, iya. Kami sudah meeting-meeting dengan direksi AP II,  Garuda dan juga pemerintah daerah dan Kementerian Perhubungan untuk koordinasi. Sekarang bagaimana kita mensinergikan sehingga bisa memberikan hasil yang sesuai harapan kita. Skema bisnisnya belum terbentuk karena masih kami hitung-hitung kontribusi masing-masing.***