LPG Subsidi

Pengisian tabung LPG subsidi 3 kilogram.

JAKARTA – Kenaikan harga Liquified Petroleum Gas (LPG) non subsidi ukuran 12 kilogram tidak bisa dihindari, bakal menimbulkan perbedaan harga yang cukup jauh dengan LPG ukuran 3 kilogram. Maka dari itu harus diwaspadai timbulnya penyelewengan pasca penetapan kebijakan itu.

Hal ini diungkapkan Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bobby A Rizaldi, yang mengaku sangat khawatir terhadap potensi munculnya penyelewengan. Orang yang sebelumnya menggunakan LPG non subsidi, bisa jadi sembunyi-sembunyi menggunakan LPG subsidi ukuran 3 kilogram, karena harganya yang jauh lebih murah.

“Kemungkinan timbulnya disparitas (perbedaan, red) harga yang cukup tinggi, sulit dihindari. Kita berharap apa yang terjadi pada BBM subsidi, tidak terjadi pada LPG 3 kilogram. Pendistribusian tertutup menurut saya dapat meminimalisasi kemungkinan penyelewengan tersebut,” jelasnya di Jakarta, Selasa, 18 Desember 2012.

Menurut politisi Partai Golkar ini, distribusi dengan sistem tertutup, akan memperjelas konsumen LPG 3 kilogram. Penerimaannya dilihat melalui nama, sehingga pengoplosan LPG akan semakin kecil kesempatannya.

Rencana menaikkan harga LPG 12 kilogram sendiri diungkapkan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya awal Desember 2012 lalu. Menurutnya, Pertamina telah berbicara kepada Pemerintah mengenai kenaikan harga LPG nonsubsidi, menyusul kerugian BUMN itu dalam penyaluran LPG non subsidi yang mencapai Rp 5 triliun.

Menurutnya, fakta penjualan LPG saat ini mengalami kerugian yang cukup besar. Tidak tanggung-tanggung, kerugian mencapai Rp5 triliun. Karena itu, Pertamina berencana menaikkan harga LPG nonsubsidi pada tahun 2013.

“LPG kita rugi Rp 4 ribu – 5 ribu per kilogram,” papar Hanung Budya yang ditemui Dunia Energi usai launching Pertamina Corporate University di Jakarta, Jumat, 7 Desember 2012.

Beberapa tahun belekangan ini Pertamina memang telah membicarakan izin penaikan harga LPG ini. Pada kenyataannya, izin menaikkan harga LPG non subsidi belum didapatkan Pertamina. Padahal, bila harga tidak dinaikkan dalam waktu dekat, secara akumulatif kerugian akan terus meningkat.

“Minggu depan akan kami surati pemerintah mengenai usul kenaikan elpiji tahun 2013. Mudah-mudahan semua lancar,” kata Hanung lagi.

Namun demikian, keputusan menaikkan harga LPG ada di tangan pemerintah. “Itu yang memutuskan Dirjen (Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, red),” kata Bobby lagi.

(CR – 1 / duniaenergi@yahoo.co.id)