Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo (kanan) berbincang dengan Dirjen Ketenagalistrikan, Jarman (tengah) dan General Manager PLN P3B Jawa-Bali, E Haryadi, saat meninjau kesiapan pasokan listrik menjelang Natal dan tahun Baru 2014.

Wakil Menteri ESDM, Susilo Siswoutomo (kanan) berbincang dengan Dirjen Ketenagalistrikan, Jarman (tengah) dan General Manager PLN P3B Jawa-Bali, E Haryadi, saat meninjau kesiapan pasokan listrik menjelang Natal dan tahun Baru 2014.

JAKARTA – Untuk memastikan pasokan listrik aman menjelang perayaan Natal dan tahun baru, Wakil Menteri (Wamen) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo bersama Inspektur Jenderal ESDM, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, melakukan peninjauan ke kantor induk PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa-Bali di Cinere, Jakarta Selatan, Senin, 23 Desember 2013.

Menurut Wamen ESDM, pasokan listrik untuk keperluan masyarakat dalam menyambut perayaan Natal 2013 dan tahun baru 2014, cukup aman. Seperti biasanya, kata Susilo, PLN sudah siap menyediakan kebutuhan listrik bagi masyarakat Indonesia maupun industri.

Wamen juga mengatakan, kondisi penyediaan tenaga listrik secara nasional pada periode H-3 Natal 2013 sampai H+7 Tahun Baru 2014 sangat cukup. Dimana rata-rata daya mampu pembangkit sebesar 31.868 MW, dengan beban puncak sebesar 27.532 Megawatt (MW). Sehingga masih terdapat cadangan operasi sebesar 4.336 MW.

“Kebutuhan listrik saat Natal dan tahun baru lebih rendah dari hari-hari biasa. Di Jawa-Bali, beban puncaknya pun turun dari sekitar 22 ribu MW menjadi 19 ribu MW. Disamping itu, personelnya juga sangat siap. PLN lebih banyak memakai tenaga anak-anak muda sehingga kerjanya lebih cepat dan lebih gesit. Sebenarnya listrik itu bisa kapan saja jebret, tapi PLN sigap, PLN pun telah menyiapkan pula antisipasinya,” kata Susilo.

Ditambahkan oleh Susilo, pemerintah berkewajiban menyediakan listrik untuk masyarakat. Namun masyarakat juga perlu, untuk selalu bijak menggunakan listrik. “Mari kita hemat listrik. Dengan begitu, otomatis rekening listrik kita akan turun, juga membantu pemerintah mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Karena sebagain pembangkit listrik masih menggunakan BBM,” lanjutnya.

Tujuh Pembangkit Istirahat

Pada kesempatan yang sama, General Manager PLN P3B Jawa Bali, E Haryadi mengatakan, dalam perayaan Natal 2013 dan tahun baru 2014, ada tujuh pembangkit pada sistem kelistrikan Jawa-Bali akan diistirahatkan.

“Pembangkit yang mengalami reserved shutdown atau diistirahatkan mencapai 3.684 MW. Beberapa pembangkit itu adalah PLTU Suralaya 5-7, PLTU Paiton, PLTU Cilacap, PLTU Paiton JP (Jawa Power), PLTU Paiton PEC (Paiton Energy Company) 8, PLTU Pelabuhan Ratu, dan PLTU Pacitan,” ujar Haryadi.

Ia menerangkan, tujuh pembangkit itu diistirahatkan, karena beban kelistrikan pada saat perayaan natal dan tahun baru mengalami penurunan.

“Sistem kelistrikan Jawa Bali mempunyai daya mampu netto mencapai 30.095 MW, dengan beban puncak yang paling tinggi pada Oktober, yaitu 22.567 MW. Sementara pada perayaan Natal beban puncak hanya 19.408 MW, atau turun 14%,” jelas Haryadi.  

Sedangkan beban puncak pada tahun baru, kata Haryadi, diperkirakan hanya 17.207 MW, atau turun 24% dari kondisi normal harian. “Penurunan beban kelistrikan ini dikarenakan banyaknya industri yang tidak beroperasi,” imbuh Haryadi.

Haryadi pun menuturkan, konsumsi listrik untuk 2014 akan tumbuh 7,6%, dengan beban puncak kelistrikan Jawa-Bali naik hingga 24.488 MW. Untuk itu, pada sistem kelistrikan Jawa-Bali akan ada beberapa pembangkit baru yang masuk sistem pada 2014.

Beberapa pembangkit yang bakal masuk sistem Jawa-Bali pada 2014 itu adalah PLTU Pratu unit 2 dan unit 3 (2 x 315 MW), PLTU Tanjung Awar-Awar unit 1 dan 2 (2 x 290 MW), PLTP Patuha 52 MW, PLTDG Bali 50 MW, dan PLTU Adipala 600 MW.

(Iksan Tejo / duniaenergi@yahoo.co.id)