JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, hingga paruh pertama tahun ini membukukan pendapatan Rp3,17 triliun, turun 23,7% dibanding periode yang sama 2016 sebesar Rp4,16 triliun. Penurunan pendapatan Aneka Tambang atau Antam disebabkan turunnya volume penjualan emas.

Pada enam bulan pertama 2017, Antam telah menjual 89.636 ounce emas, anjlok 48,2% dibanding periode yang sama tahun lalu 173.341 ounce. Dari total volume penjualan, 32.568 ounce di antaranya berasal dari produksi Tambang Pongkor dan Cibaliung yang dioperasikan perseroan.

Komoditas emas tercatat masih memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan perseroan, yakni sebesar 57% atau Rp1,8 triliun. Namun jika dibanding tahun lalu pencapaian tahun ini menurun. Pada enam bulan pertama Antam membukukan pendapatan Rp2,8 triliun dari penjualan emas dan berkontribusi 68%.

Antam terus berupaya untuk meningkatkan penjualan emas dengan melakukan inovasi pada berbagai produk emas logam mulia. Salah satunya melalui pengembangan produk perhiasan yang dipadukan dengan emas batangan motif batik. Selain itu, Antam juga telah menandatangani kerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk memanfaatkan jaringan Pos Indonesia untuk melakukan penjualan emas.

Volume penjualan komoditas utama Antam lainnya, feronikel tercatat juga turun 3,7% menjadi 7.791 ton nikel dalam feronikel (TNi) dibanding semester I 2016 sebesar 8.092 TNi.

Apriliandi Hidayat Setia, Sekretaris Perusahaan Antam, mengatakan penjualan feronikel merupakan kontributor terbesar kedua dari total pendapatan perseroan semester I.

“Feronikel menyumbang Rp1,04 triliun atau 33% dari total pendapatan semester I,” kata Apriliandi dalam laporan kuartalan perseroan, Senin (31/7).

Kontribusi feronikel tercatat meningkatkan dibanding tahun lalu. Pada paruh pertama 2016, feronikel menghasilkan pendapatan Rp950 miliar dan berkontribusi 23% dari total pendapatan.

Selain emas dan feronikel, Antam juga meraih pendapatan dari penjualan bijih nikel seiring izin ekspor bijih nikel kadar rendah. Antam telah mendapat izin ekspor sebesar 2,7 juta wet metric ton (wmt).

Pada semester I Antam mencatat volume penjualan 275.513 wmt untuk ekspor dan 50.500 wmt untuk pasar domestik. Dari penjualan bijih nikel, Antam meraih pendapatan Rp146 miliar.(AT)

Gedung antam.