JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sepanjang 2015 mencatat volume penjualan batu bara 53,11 juta metrik ton, turun 7% dibanding realisasi penjualan 2014 akibat kondisi pasar yang kelebihan pasokan dan melemahnya pertumbuhan permintaan di negara-negara pengkonsumsi utama batu bara.

Laporan operasional Adaro yang dirilis akhir pekan lalu menyebutkan, penjualan batu bara perseroan mencakup produk E4900, E4000 dan E5000. Penjualan E4000 naik 11% dibanding 2014, sementara untuk E4900 turun 62% dan E5000 turun 22&.

Mahardika Putranto, Head of Corporate Communication&Investor Relation Division Adaro, mengungkapkan sejak kuartal IV 2015 perseroan telah mulai menjual produk yang merupakan campuran batu bara dari tambang Wara dan Balangan. Produk campuran ini meningkatkan kualitas produk E4000 yang dihasilkan Wara dan membuka pasar untuk kategori batu bara dengan nilai kalori yang lebih rendah.

 

“Produk ini mendapat respon positif dari konsumen-konsumen perusahaan di China dan India,” kata Mahardika.

 

Sepanjang tahun lalu Adaro memproduksi 51,46 juta MT batu bara, turun 8% dibanding 2014. Realisasi produksi tahun lalu juga lebih rendah dibanding target yang ditetapkan 52 juta-54 juta MT.

 

Walaupun produsen batu bara di Indonesia telah menurunkan produksi, hal itu belum cukup untuk mengembalikan keseimbangan pasar batu bara global. Negara lain, seperti Australia, Rusia dan Afrika Selatan, justru terus meningkatkan produksinya sepanjang tahun lalu. Selain itu, ketidakpastian dan melemahnya pertumbuhan permintaan dari negara-negara pengkonsumsi batu bara utama menyebabkan kondisi kelebihan pasokan masih berlanjut.

 

Adaro memperkirakan untuk jangka pendek pasar batu bara masih dalam tekanan dan menetapkan panduan produksi yang sama untuk 2016 seperti tahun lalu, yakni 52 juta-54 juta MT.(AT)