JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berharap hasil uji kelayakan (feasibility study) dari calon mitra untuk pembangunan dua smelter di Bahodopi dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara, dapat disampaikan kepada perseroan tahun ini, sehingga proses pembangunan smelter dapat dilaksanakan.

“Kami harap mereka lebih cepat lagi serangkaian feasibility study-nya supaya bisa tentukan siapa mitra kami,” ungkap Nico Kanter, di Jakarta Selasa (28/8).

Manajemen Vale sebelumnya  menyebutkan ada tiga calon mitra pembangunan smelter, yakni perusahaan dari Jerman, Jepang, dan China. Keberadaan mitra tersebut sangat menentukan perkembangan pembangunan smelter.

Hingga semester I 2018 Vale  membukukan pendapatan US$374,61 juta atau naik 28,34% year on year dibanding periode sama 2017 US$291,88 juta.

Peningkatan pemasukan itu ditopang oleh perbaikan volume penjualan pada kuartal II 2018 dan penguatan harga nikel matte. Pada kuartal II 2018, penjualan nikel matte INCO mencapai 18.764 ton, meningkat dari triwulan sebelumnya 17.240 ton. Total pemasaran pada semester I 2018 turun 3,07% yoy menjadi 36.003 ton dari sebelumnya 37.144 ton.

“Apakah (smelter) rampung tahun ini, tergantung mitranya. Produknya juga akan tergantung pada apa yang mereka masukkan,” kata Nico.(RA)