JAKARA-PT Vale Indonesia Tbk (INCO), emiten pertambangan mineral logam melanjutkan kegiatan eksplorasi di wilayah Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dan Morowali, Sulawesi Tengah. Kedua daerah ini masuk dalam kontrak karya yang telah ditetapkan oleh perusahaan pertambangan itu kepada pemerintah.

Dalam keterbukaan informasi perseoan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (11/9), Vale fokus mengeksplorasi Blok Sorowako Outer Area dan Blok Sorowako di Kabupaten Luwu Timur serta Blok Bahodopi di Kabupaten Morowali. Dalam kegiatan ini, perseruan bekerja sama dengan pihak ketiga yang melibatkan tiga kontraktor.

Untuk eksplorasi di tiga blok tersebut, emiten itu mengeluarkan biaya US$ 320.542 atau Rp 4,23 miliar. Namun, manajemen Vale belum bisa mengumumkan hasil pengujian dari eksplorasi itu.

Sepanjang semester I 2017, Vale mencatatkan kenaikan pendapatan 18,25% menjadi US$ 291,88 juta dari semester I 2016 sebesar US$ 246,83 juta. Di sisi lain, perseroan membukukan rugi periode berjalan naik 7,16% menjadi US$ 21,47 juta. Beban pokok pendapatan naik 19,12% menjadi US$ 309,88 juta. Dengan demikian, perseroan membukukan kenaikan rugi bruto menjadi US$ 17,99 juta pada semester I 2017.

Sementara itu, perseroan berhasil menurunkan liabilitas dari US$ 390,90 juta pada Desember 2016 menjadi US$ 356,49 juta pada 30 Juni 2017. Ekuitas perseroan turun tipis menjadi US$ 1,81 miliar pada 30 Juni 2017. Perseroan kantongi kas naik menjadi US$ 260,7 juta pada 30 Juni 2017.

Nico Kanter, CEO Vale Indonesia, mengatakan pendapatan nikel matte sekitar 3% lebih tinggi pada kuartal II 2017 dibandingkan kuartal I 2017, meskipun harga realisasi rata-rata lebih rendah pada kuartal II 2017. “Lebih dari sebelumnya, kami sadari pentingnya tetap fokus pada peningkatan efisiensi dan pengurangan biaya,” ujar kata Nico dalam keterangan tertulis. (dr)