JAKARTA – PT Vale Indonesia Tbk (INCO), produsen nikel dalam matte, akan mengandalkan kas internal untuk membiayai ekspansi perseroan tahun depan, khususnya dalam meningkatkan kapasitas produksi. Hingga September 2015, kas internal Vale tercatat sebesar US$ 318,53 juta.

Febriany Eddy, Chief Financial Officer Vale, mengatakan perseroan akan menahan laba untuk membiayai ekspansi. Dengan begitu perseroan belum akan membagikan dividen kepada pemegang saham.

“Kas kami saat ini sekitar US$ 300 juta, sekitar US$ 200 juta akan dialokasikan untuk membiayai ekspansi,” kata dia.

Menurut Febriany, total kebutuhan investasi perseroan untuk ekspansi mencapai US$ 450 juta. Karena dana yang tersedia masih kurang, perseroan akan melakukan ekspansi kapasitas secara bertahap. Pada tahap awal, perseroan akan meningkatkan kapasitas produksi nikel dalam matte menjadi 90 ribu metrik ton atau naik dibanding kapasitas produksi saat ini sebesar 80 ribu metrik ton.

Vale merupakan perusahaan yang memproduksi nikel dalam matte, yang merupakan produk antara bijih lateretik pada fasilitas-fasilitas penambangan dan pengolahan terpadu di Sorowako, Sulawesi Selatan.

Vale optimistis target produksi nikel dalam matte tahun ini sebesar 80 ribu ton akan tercapai. Hal ini melihat realisasi produksi hingga September 2015 yang telah mencapai 58.875 metrik ton.

Hingga September 2015, Vale mencatat volume penjualan nikel dalam matte sebesar 59.796 MT, naik dibanding periode Januari-September 2014 sebesar 58.867 MT. Namun, harga jual rata-rata turun dari US$ 13.119 per MT menjadi US$ 10.254 per MT pada periode sembilan bulan pertama tahun ini. Anjloknya harga jual nikel membuat pendapatan Vale turun menjadi US$ 613,1 juta dibanding periode sembilan pertama tahun lalu US$ 772,3 juta. Laba bersih perseroan ikut anjlok 60,2% menjadi US$ 51,9 juta dibanding periode Januari-September 2014 yang tercatat US$ 130,4 juta. “Faktor risiko kami yang paling besar adalah fluktuasi harga nikel dunia,” tandas Febriany.(AT)