Mobile Refueling Unit (MRU) yang akan mulai beroperasi di Jakarta pada 22 Juni 2013 mendatang.

Mobile Refueling Unit (MRU) yang akan mulai beroperasi di Jakarta pada 22 Juni 2013 mendatang.

JAKARTA – Pada ulang tahunnya ke-486 yang jatuh pada 22 Juni 2013 bulan depan, Provinsi DKI Jakarta akan mendapatkan kado spesial, berupa mobil isi ulang bahan bakar gas (BBG) yang disebut “Mobile Refueling Unit (MRU)”.    

Kado istimewa itu telah disiapkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk. Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso menerangkan, MRU merupakan fasilitas pengisian BBG untuk kendaraan, yang pengoperasiannya fleksibel karena lokasinya bisa berpindah-pindah.

Kehadiran MRU ini merupakan solusi bagi kendala pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yaitu ketersediaan lahan. MRU juga mendekatkan jarak BBG dengan pasar atau pengguna. Dalam kondisi emergency (darurat), MRU dapat digunakan untuk membantu armada transjakarta (busway) yang mengalami kekurangan BBG namun berada di lokasi yang jauh dari SPBG.

Rencananya, kata Hendi, fasilitas MRU yang disediakan oleh PGN ini, akan mulai dioperasikan pada 22 Juni 2013, bertepatan dengan hari ulang tahun Jakarta ke-486. Satu unit MRU terdiri dari compresor – dispenser system, storage system ukuran 10 feet dan 20 feet, serta head truck dan trailer ukuran 20 feet.

MRU 10 feet memiliki kapasitas penampungan gas sebesar 2.172 meter kubik. Jumlah tersebut dapat mengisi kebutuhan gas bagi 8 unit bus Transjakarta, atau 100 unit kendaraan seukuran mikrolet, minibus, atau sedan.

Waktu yang dibutuhkan untuk pengisian BBG cukup singkat, sekitar 3 menit bagi minibus dan 20 menit untuk Transjakarta. Untuk dapat memenuhi kebutuhan 300 unit minibus, satu MRU ini membutuhkan pengisian BBG tiga kali. Pengisian BBG dapat dilakukan melalui SPBG atau tapping jaringan pipa distribusi gas PGN yang sudah tersebar di DKI Jakarta dan sekitarnya.

“Kami berharap kehadiran MRU dapat memudahkan akses konsumen dan mendukung pemanfaatan gas bumi oleh sektor transportasi, khususnya di Jakarta,” ungkap Hendi usai menandatangani kesepakatan kerjasama pembangunan infrastruktur gas dengan Pemda DKI Jakarta, awal pekan ini.

Perkenalkan Microturbine

Selain MRU, pada kesempatan yang sama PGN juga memperkenalkan Microturbine berbahan bakar gas. Fasilitas pembangkit listrik ini, merupakan hasil kerjasama PGN dengan sejumlah lembaga seperti Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) dan The United Nations Development Programme (UNDP).

Fasilitas pembangkit Mikroturbin menghasilkan emisi CO2 yang sangat rendah, yaitu sekitar 0,13 – 0,18 kg/kWh. Angka tersebut jauh lebih rendah dari rata-rata pembangkit pada umumnya yang menghasilkan emisi CO2 sebesar 0,76 kg/kWh.

“Semakin banyak masyarakat yang menggunakan gas bumi sebagai energi, berarti ikut mengurangi beban subsidi pemerintah. Saatnya kita mulai mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak,”ajak Hendi.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)