NEW YORK – Setelah bergerak di level US$40 per barel, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) yang menjadi patokan Amerika Serikat pada penutupan perdagangan di New York Mercantile Exchange, Rabu (Kamis pagi WIB) ditutup turun US$1,66 menjadi US$39,79 per barel. Peningkatan persediaan minyak mentah AS memperburuk kelebihan pasokan global yang terus bertahan. Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, ikut turun US$1,32 menjadi US$40,47 di London ICE Futures Exchange.

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada Rabu bahwa persediaan minyak mentah Amerika melonjak 9,36 juta barel pada pekan lalu menjadi 532,5 juta barel, 65,9 juta barel lebih besar dari setahun sebelumnya. Itu hampir empat kali lipat ekspektasi para analis yang disurvei oleh Bloomberg News. Tetapi produksi minyak mentah negara itu kehilangan 30.000 barel menjadi 9,038 juta barel per hari pada pekan lalu, dan stok bensinnya turun 4,6 juta barel.

“Penambahan besar lain dalam persediaan minyak mingguan, ditambah dengan penguatan dolar AS, membuat harga minyak lebih rendah,” kata Jasper Lawler, analis CMC Markets.

Namun, ia menambahkan, mengingat harapan berlebihan pada persediaan minyak mentah, penurunan harga sebenarnya tidak signifikan dan bisa menjadi pendorong harga minyak kembali menguat jika nilai tukar dolar AS stabil.”Pasar minyak juga mundur dalam perdagangan hati-hati menyusul serangan teroris di Brussels,” tandas Lawler.(AT/ANT)