Aktivitas produksi batubara salah satu anak perusahaan BIPI di Kutai Timur.

Aktivitas produksi batubara salah satu anak perusahaan BIPI di Kutai Barat, Kalimantan Timur.

JAKARTA – PT Benakat Petroleum Energy Tbk sangat berharap PT Astrindo Mahakarya Indonesia (AMI) yang baru saja dibelinya, kedepan dapat benar-benar mendongkrak kinerja keuangannya. Emiten energi berkode BIPI ini menargetkan pendapatan 2013 sebesar Rp 2,2 triliun, setelah mengucurkan dana akuisisi yang mencapai USD 600 juta.

Direktur Utama BIPI, MS Noor mengatakan, dana akuisisi AMI sebesar USD 600 juta itu, akan dikumpulkan dari berbagai sumber. Yang paling utama adalah dari hasil penjualan PT Benakat Patina. Penjualan salah satu anak perusahaan ini, ujarnya, telah disetujui oleh para pemegang saham dalam rapat di Jakarta, akhir 2012 lalu. Dari situ berhasil diraup dana USD 105 juta.

Selain itu, lanjutnya, BIPI juga akan mengerahkan kas internalnya sebesar USD 116 juta. BIPI pun saat ini sedang mengejar pinjaman sebesar USD 379 juta dari Credit Suisse Singapore, Bank RZB, Ciptadana, dan Poseidon, juga untuk menutupi dana akuisisi atas 100% saham AMI.

Optimisme BIPI bahwa AMI akan mampu mendongkrak kinerja keuangannya, didasarkan pada lingkup bisnis perusahaan yang sudah berdiri sejak 2005 itu. Diketahui, AMI adalah perusahaan yang bergerak dibidang infrastruktur batubara, yang mempunya fasilitas tambang batubara terintegrasi, di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Selama ini, AMI telah mengoperasikan fasilitas pelabuhan angkut batubara berkapasitas 48 juta ton per tahun. AMI juga mengoperasikan fasilitas angkut batubara berupa overland conveyor, dengan kapasitas 73,5 metric ton per tahun. Sebelum diakuisisi BIPI, AMI juga telah mengikat beberapa kontrak jangka panjang dengan sejumlah perusahaan pertambangan batubara.

Toh demikian, langkah BIPI mengakuisisi AMI tidak berjalan terlalu mulus. Disetujui para pemegang sahamnya sejak 14 Desember 2013, rencana akuisisi itu baru dapat benar-benar direalisasikan BIPI pada Selasa, 25 Juni 2013. Diduga, niat itu sempat terganjal masalah pendanaan.

Baru setelah BIPI sukses melego PT Benakat Patina, rencana akuisisi itu pun dituntaskan. “Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, hari ini kami telah menyelesaikan akuisisi AMI,” ungkap MS Noor usai menuntaskan transaksi pembelian saham AMI.

“BIPI sangat berharap AMI dapat mendorong peningkatan kinerja keuangan secara signifikan, baik di 2013 maupun di tahun-tahun selanjutnya,” ujar MS Noor. BIPI sendiri pada 2012 berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp 357 miliar, dengan laba bersih Rp 8,2 miliar.

Direktur Keuangan BIPI, Michael Wong mengungkapkan, pihaknya optimis usai mengakuisisi AMI, akan dapat mencapai target pendapatan di 2013 sebesar Rp 2,2 triliun, dengan target laba sebelum pajak Rp 720 miliar. “Tahun ini kami memproyeksikan memperoleh EBITDA sebesar Rp 1,8 triliun,” tukasnya.

BIPI sendiri awalnya berdiri sebagai sebuah perusahaan minyak dan gas bumi (migas). Namun dalam perjalanannya, emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 2010 ini, berhasil melakukan sejumlah akuisisi strategis, yang menjadikannya sebuah perusahaan energi terintegrasi. Selain mengelola lapangan migas, BIPI juga memegang kepemilikan atas sejumlah tambang batubara dan mangan.

Beberapa akuisis strategis yang telah dilakukan BIPI, diantaranya akuisisi terhadap 37,67% saham PT Elnusa Tbk (ELSA), dan akuisisi 10,3% saham PT Buana Listya Tama Tbk (BULL). PT Benakat Patina yang baru saja dijual, juga termasuk salah satu perusahaan yang dimiliki BIPI dengan jalan akuisisi 100% saham Patina Group Ltd.     

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)