JAKARTA – Pemerintah memutuskan Rosneft, perusahaan minyak asal Rusia untuk menjadi mitra PT Pertamina (Persero) membangun Kilang Tuban, Jawa Timur. Presiden Joko Widodo meminta pembangunan bisa dimulai akhir 2017.

“Kita targetkan dapat membangun penuh di 2018, kemudian Presiden menekankan seharusnya bisa dilakukan di akhir 2017. Mereka (Rosneft) beri janji kepada Presiden akan bekerja sekeras mungkin untuk bisa mencapai target yang diharapkan,” kata Rini Soemarno, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) usai menerima Presiden menerima kunjungan CEO Rosneft, Igor Sechin di Sochi, Korea Selatan, Jumat (20/5).

Dalam pertemuan tersebut, Presiden menekankan agar kesepakatan pembangunan kilang Tuban untuk segera diselesaikan agar nota kesepahaman dapat ditandatangani pada Kamis pekan depan (26/5) di Jakarta.

Menurut Rini, Presiden Joko Widodo mencari kemungkinan apakah selain kerja sama pembangunan kilang, pihak Rosneft turut berkenan untuk bekerja sama dalam pembangunan storage atau tempat penyimpanan cadangan minyak di Indonesia. Rosneft pun kemudian menyanggupi permohonan tersebut.

“Mereka (Rosneft) mau memberikan komitmen itu, bahkan mereka ingin menjadikan Tuban sebagai kota penghubung perdagangan minyak,” dalam keterangan yang dirilis Tim Komunikasi Presiden.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, mengatakan dalam kerja sama antara Rosneft dengan Pertamina nantinya, Pertamina akan memiliki peran yang lebih besar.

Di Rusia, Rosneft dikenal sebagai perusahaan multinasional terbesar yang dimiliki oleh pemerintah Rusia dan menghasilkan berbagai macam produk perminyakan. Dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Rosneft berharap untuk dapat melakukan kerja sama dengan Pertamina untuk dapat membangun kilang minyak di Tuban, Jawa Timur, dengan total investasi sebesar US$ 13 miliar dan kapasitas produksi sebesar 320 ribu barel per hari.

Selain bekerja sama untuk dapat membangun kilang minyak di Tuban, Rosneft juga berkomitmen agar Pertamina dapat berperan serta dalam penambangan minyak di Rusia untuk kemudian dibawa ke Indonesia sebagai cadangan minyak nasional.

“Kita memang sudah melakukan pembicaraan cukup dalam dan mereka (Rosneft) berkomitmen bahwa Pertamina dapat turut berpartisipasi di ladang-ladang minyak di Rusia,” ungkap Rini.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang melakukan studi kelayakan terhadap ladang-ladang minyak Rusia tersebut dan menemukan kesimpulan bahwa ladang tersebut layak untuk digunakan. “Potensinya kita targetkan 200 juta barel total, tapi harapannya dapat 35 ribu barel per hari,” tandas Rini.(RA)