JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menetapkan Overseas Oil and Gas LLC (OOG), perusahaan minyak asal Oman sebagai mitra untuk membangun New Grass Root Refinery (NGRR) Bontang. OOG menggandeng perusahaan perdagangan minyak, Cosmo Oil International Pte Ltd yang merupakan trading arm Cosmo Energy Group asal Jepang, untuk menjadi perusahaan konsorsium mitra Pertamina.

Ardhy Mokobombang, Direktur Megaproyek dan Petrokima Pertamina, mengatakan konsorsium OOG dan Cosmo menyisihkan delapan pesaing. Perusahaan konsorsium Oman dan Jepang tersebut dipilih karena memiliki beberapa kemampuan yang sesuai dengan kriteria yang disyaratkan Pertamina.

Selain dari sisi finansial dengan dukungan pendanaan dari Pemerintah Oman, konsorsium OOG dan Cosmo juga memastikan supply minyak mentah (crude oil) untuk memasuk kebutuhan Kilang Bontang.

“Konsorsium ini kami pilih karena memiliki beberapa pertimbangan finansial. Perusahaan konsorsium nantinya di backup Oman. Demikian juga crude supply dari Oman, kemudian nanti untuk technical support marketing dari Cosmo Oil, baik crude maupun trading arm,” kata Ardhy dalam konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina Jakarta, Selasa (30/1).

Ardhi mengungkapkan ada yang berbeda dalam kerja sama pembangunan kilang Bontang. Pertamina tidak diharuskan menyetorkan dana dalam pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV) yang akan menggarap pembangunan kilang dengan biaya investasi mencapai US$10 miliar tersebut.

Pada tahap awal hingga Final Investment Decision (FID) Pertamina hanya akan memiliki porsi saham 10%.

“Bentuk kerja sama financing kerja sama ini nanti fully funded oleh konsorsium. Pertamina dalam hal ini tidak menyertakan modal, namun dapatkan minimum 10% saham sebagai keikutsertaan di konsorsium,” ungkap Ardhi.

Selanjutnya seluruh pendanaan akan ditanggung konsorsium mulai feasibility study hingga tahap konstruksi. Pertamina tetap akan mendapatkan hak untuk melakukan supply minyak mentah ke Kilang Bontang nantinya.

Pembangunan kilang di Kabupaten Bontang, Kalimantan Timur tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa penambahan kapasitas pengolahan minyak sebesar 300 ribu barel per hari yang akan menghasilkan produk utama berupa gasoline dan diesel.(RI)