JAKARTA – Produksi gas alam cair (liquified natural gas/LNG) dari fasilitas Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat diproyeksi akan turun pada tahun ini seiring proses turn around (maintenance) yang akan dilakukan di salah satu fasilitasnya.

Dharmawan Samsu, Head of Country BP Indonesia, menyatakan performa Tangguh, baik train 1 maupun 2 setiap tahun menunjukkan performa positif dengan selalu mencapai target produksi yang ditetapkan pemerintah.

“Produksi kita bicara dengan SKK Migas. Tahun ini ada turn around, itu maintenance dan mungkin mempengaruhi jumlah volume. Akhir Maret persiapan turn around,” kata Dharmawan kepada Dunia Energi, belum lama ini.

Pada 2017, Train 2 yang mendapat giliran shutdown untuk maintenance. BP berencana melakukan perawatan Train 2 selama sekitar satu bulan lebih.

“Kami dapat mengkonfirmasi bahwa kami akan melakukan pengecekan dan perawatan rutin untuk Tangguh LNG Train 2 yang akan dimulai dari awal April hingga sekitar minggu kedua Mei 2017,” ungkap dia.

Menurut Dharmawan, meskipun akan ada penyesuaian produksi karena proses perawatan, BP tidak akan melanggar perjanjian kontrak dengan tetap berkomitmen memenuhi pasokan yang sudah disepakati dengan para pembeli gas Tangguh.

“Proses pengecekan dan perawatan sudah diperhitungkan dalam rencana produksi Tangguh 2017 dan tidak akan mengganggu komitmen terhadap konsumen LNG kami,” ungkap dia.

Dharmawan mengatakan kapasitas produksi Tangguh sekarang ini bukan lagi dinilai dari seberapa besar target, melainkan apakah fasilitas tersebut sudah beroperasi secara optimal sesuai dengan desain. Hal tersebut dengan sendirinya menunjukkan target perusahaan telah tercapai. Kapasitas produksi Train 2 adalah sebesar 3,8 MTPA per tahun.

“Lebih enak Tangguh sudah mencapai kita sebut itu berproduksi sesuai dengan desain, 2016 bagus 2017 kita harapkan juga. Jadi bukan lagi berapa produksi tapi mencapai performance sesuai dengan desain,” katanya.

Saat ini BP juga tengah mengerjakan proyek Tangguh Train 3 yang direncanakan mulai konstruksi pada akhir 2017 dan bisa rampung pada 2020.

BP sebagai operator Tangguh bermitra dengan partner yang memiliki saham minoritas yakni MI Berau (16.30%), CNOOC Muturi (13.90%), Nippon Oil Exploration (Berau) (12.23%), KG Berau Petroleum and KG Wiriagar Petroleum Ltd (10.00%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi (7.35%), serta Talisman Wiriagar Overseas (3.06%).(RI)