JAKARTA – Proses pengalihan pengelolaan Blok Mahakam dari PT Total E&P Indonesie ke PT Pertamina (Persero) membutuhkan waktu yang tidak singkat karena menyangkut berbagai aspek.

Arividya Noviyanto, Vice President of Human Resources General Service and Communication Total mengatakan proses penyerahan Blok Mahakam merupakan salah satu yang tersulit karena transfer dilakukan meliputi berbagai aspek.

“Saat ini kita sedang menyelesaikan transfernya, ini proses yang panjang. Mahakam ini eksplorasinya rumit, jadi transfernya tidak sederhana karena meliputi data-data bersifat layanan. Itu akan kita diskusikan planning ke depannya seperti apa, manajemen, alat-alat, termasuk software itu akan ditransfer,” kata Arividya.

Pertamina sebelumnya telah membentuk tim untuk melakukan proses transfer lapangan gas di Kutai, Kalimantan Timur yang akan mulai dioperasikan per 1 Januari 2018. Tim bertujuan untuk menyiapkan  transisi usaha pengelolaan blok yang diisi berbagai stakeholder.

“Komposisinya Pertamina, SKK Migas, dan dari Total. Tm ini sendiri diketuai yang dipimpin Boyke Pardede,” kata Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina.

Menurut Syamsu, Boyke merupakan sosok yang pas untuk memimpin proses transisi, karena pernah bekerja di Total dan pernah menjabat sebagai GM PHE WMO. “Beliau sosok yangpas dalam proses transisi ini,” tandasnya.(RI)