JAKARTA – Niat PT Pertamina (Persero) untuk segera mendapatkan partner dalam pengelolaan blok Mahakam sepertinya harus kembali tertunda lantaran salah satu kandidat terkuat sebagai partner yaitu PT Total E&P Indonesie telah memberikan signal hengkang dari pembahasan partnership bersama Pertamina.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan telah menerima laporan bahwa Total udah mantap tidak akan kembali berpartisipasi di Blok Mahakam. Justru Inpex Corporation, perusahaan asal Jepang yang masih menaruh minat di blok yang masih menjadi salah satu kontributor produksi migas terbesar di Indonesia.

“Inpex di Blok Mahakam masih mau, Total kayaknya tidak ada ,” kata Djoko di Kementerian ESDM, Senin (4/6).

Blok Mahakam masih menjadi salah primadona lapangan migas di Indonesia lantaran produksi di sana masuk dalam lima besar kontribusi migas ke negara.

Hingga Mei 2018 rata-rata produksi gas Mahakam sebesar 951,8 mmscfd. Sementara mimyak sebesar 46.069 barel per hari (bph).

Menurut Djoko, salah satu alasan Total tidak lagi menaruh minat di Mahakam adalah kewajiban untuk membeli hak partisipasi (participating interest/PI) yang kini dimiliki sepenuhnya oleh Pertamina.

Total tidak mau mengeluarkan dana untuk mendapat PI alias mau mendapatkan secara cuma-cuma dari Pertamina.

“Kan Pertamina itu boleh dia (Total) masuk tapi bayar, Total tidak mau bayar,” tukasnya.

Djoko mengatakan Pertamina telah menyampaikan rencana pengembangan Mahakam ke depan akan dilakukan bersama dengam partner. Dengan ketiadaannya Total kini yang paling berpeluang besar menjadi partner Pertamina adalah Inpex yang sebelumya juga mengelola Mahakam bersama Total.

“Sudah niat (Inpex) untuk mau tetap ada (di Mahakam),” kata dia.

Pemerintah masih memberikan batas toleransi bagi Pertamina jika ingin melakukan share down di Mahakam maksimal 39%.

“Kita kan, bisa sampe 39% yang 10% BUMD, Pertamina harus 51%. Sampai 39% bisa,” kata Djoko.(RI)