JAKARTA – PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA), emiten batu bara, akan fokus pada pengembangan usaha di bidang kelistrikan sebagai strategi menjadi perusahaan energi yang terintegrasi. Justarina S.M. Naiborhu, Presiden Direktur Toba Bara, mengatakan perseroan telah berpartisipasi dalam beberapa lelang proyek yang dilaksanakan PT PLN (Persero) melalui skema independent power producer (IPP) sebagai bagian dari program pengadaan listrik nasional sebesar 35 ribu megawatt (MW).

“Pada 2017, perseroan tetap aktif berpartisipasi dan dapat memperoleh tambahan proyek IPP dari PLN,” kata Justarina.

Toba Bara melalui anak usahanya, PT Gorontalo Listrik Perdana telah menandatangani PPA dengan PLN untuk proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulbagut 1 berkapasitas 2×50 MW pada 14 Juli 2016.

Dia menambahkan ekspansi usaha ke sektor ketenagalistrikan merupakan inisiatif strategis perseroan untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan.

Toba Bara, sebagai perusahaan yang memiliki fokus usaha di sektor pertambangan batu bara memiliki tantangan usaha, yakni ketidakstabilan harga.

Menurut Justarina, fluktuasi harga batu bara adalah salah satu dari sejumlah dampak yang dipengaruhi situasi perekonomian global dan nasional. Perseroan tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk mengatur kestabilan harga.

“Untuk itu, perseroan merumuskan serangkaian inisiatif yang diwujudkan dalam kebijakan strategis, baik dari sisi operasional, pemasaran maupun pengembangan usaha,” kata dia dalam laporan keuangan perseroan.

Untuk inisiatif strategis di pemasaran, Toba Bara melakukan optimalisasi penjualan melalui strategi diversifikasi pelanggan. Langkah yang dilakukan adalah meningkatkan kegiatan ekspor ke negara-negara Asia di luar China, seperti Korea, India dan Taiwan.

Sepanjang 2016, Toba Bara membukukan pendapatan US$258,3 juta atau turun 25,9% dibanding tahun sebelumnya US$348,7 juta. Penurunan pendapatan merupakan imbas dari pelemahan harga rata-rata (average selling price/ASP) batu bara perseroan dari US$54,8 per ton menjadi US$45,4 per ton pada tahun lalu.
Selain itu, volume penjualan batu bara Toba Bara juga turun dari 6,4 juta ton pada 2015 menjadi 5,7 juta ton pada tahun lalu.(AT)