JAKARTA – Kontrak jual beli fatty acid methyl ester (FAME)  atau biodiesel antara badan usaha pemasok dengan PT Pertamina (Persero) sebagai badan usaha penyerap biodiesel terbesar yang seharusnya ditandatangani Rabu (29/8) ditunda.

Penundaan terjadi lantaran ada perubahan titik serah biodiesel dari badan usaha pemasok ke Pertamina. Semula Pertamina mengusulkan 52 titik serah yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun badan usaha pemasok menolak karena titik serah dinilai terlalu jauh dan menambah beban biaya transportasi.

“Jadi tadi pagi rapat sama Pak Menteri Koordinator Perekonomian, diperkecil lokasinya jadi enam titik, tidak jadi 52,” kata Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kementerian ESDM Jakarta, Rabu.

Selain itu, penundaan juga disebabkan menunggu kepastian perubahan jajaran direksi, khususnya direktur utama definitif yang akhirnya dijabat  Nicke Widyawati.

Djoko memastikan perubahan titik serah ini tidak akan merubah volume biodiesel yang diperuntukan untuk Pertamina, baik untuk penyaluran B20 Public Service Obligation (PSO) maupun Non PSO.

Total alokasi biodiesel untuk perluasan B20 mulai September hingga Desember 2018 ditetapkan sebesar 940.407 Kiloliter (KL) yang akan dipasok 19 perusahaan produsen  dengan kebutuhan terbesar adalah Pertamina sebesar 595.168 KL

Untuk alokasi biodiesel PSO untuk periode Mei hingga Desember 2018 yang ditetapkan sebesar 1.950.205 KL terdiri dari Pertamina sebanyak 1.910.205 KL dan AKR sebanyak 40.000 KL.

Pada Rabu (29/8), hanya ada dua badan usaha peyalur B20 yang menandatangani kontrak pengadaan biodiesel yakni PT Exxonmobile Lubricants Indonesia dengan alokasi volume 73.050 KL dipasok oleh tiga perusahaan, yakni PT Cemerlang Energi Perkasa, PT LDC Indonesia serta PT Sinarmas Bio Energy. Kemudian ada juga PT Petro Andalan Nusantara yang menandatangani kontrak pengadaan dengan tiga perusahaan juga yakni PT Wilmar Bioenergi Indonesia, PT Wilmar Nabati Indonesia dan PT Multi Nabati Sulawesi dengan total alokasi volume 60.000 KL.

Djoko menjanjikan paling lambat pada Jumat minggu ini penandatanganan pengadaan biodiesel akan dilakukan  seluruh badan usaha dan produsen.

“Yang lainnya ditandatangani  juga tapi HoA. Yang HoA nanti kami liat kurang-kurangnya 1-2 hari. Nanti dituangkan di kontrak ataupun draf kontrak. Jumat nanti ada launching B20 sama Pak  Menko,” kata Djoko.(RI)