JAKARTA – PT Timah Tbk, Anggota holding BUMN tambang, menargetkan prototipe teknologi penambangan di laut ramah lingkungan bisa beroperasi pada tahun ini. M Riza Pahlevi, Direktur Utama Timah, mengatakan penyelesaian prototipe berbarengan dengan penetapan zonasi penambangan timah di laut.

‎”Sekarang yang di darat sudah jalan, yang laut lagi bikin prototipenya. Tahun ini mudah-mudahan selesai. ‎ Iya (berbarengan dengan zonasi),” kata Riza saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Senin (20/1).

Riza mengungkapkan, teknologi yang digunakan untuk penambangan timah di lautan kedepannya harus ramah lingkungan. Ini sesuai dengan apa yang didorong oleh pemerintah Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Ya. dan itu sifatnya enviromental friendly lah,” kata dia.

Pemerintah sebelumnya telah meminta penerapan teknologi ramah lingkungan dalam kegiatan penambangan bijih timah segera direalisasikan.

Kementerian ESDM meminta tambang timah yang berjarak 0-2 mil dari garis pantai harus menggunakan teknologi baru yang ramah terhadap lingkungan.

PT Timah sebenarnya sudah memiliki teknologi penambangan timah ramah lingkungan dengan mengadopsi teknologi penambangan seperti halnya industri migas. Namun sayang baru sebatas kegiatan tambang di darat.

Penambangan bijih timah di laut secara masif diduga kuat menjadi ancaman terhadap ekosistem laut. Ini tentu memberikan dampak langsung kepada mata pencaharian nelayan di sekitar wilayah Bangka Belitung yang juga merupakan daerah penghasil timah terbesar.(RI)