BANTEN – Tiga proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7, 9, dan 10 dengan total kapasitas 4.000 megawatt (MW) memulai tahap konstruksi. Pembangunan keempat proyek PLTU tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) oleh Presiden Joko Widodo yang didampingi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan di Banten, Kamis (5/10).

Selain melakukan grounbreaking, Presiden Jokowi juga meresmikan pengoperasian PLTU IPP Banten berkapasitas 660 MW dan meninjau pembangunan Coal Terminal 20 juta ton.

“Keseluruhan proyek tersebut bernilai US$6,015 miliar,” kata Jonan.

Sofyan Basir, Direktur Utama PLN, mengungkapkan total nilai investasi dari seluruh proyek ketenagalistrikan sangat besar dan mampu menyerap tenaga kerja yang banyak.

“Dari seluruh proyek tersebut total investasi lebih kurang Rp100 triliun dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 10 ribu orang. Kehandalan kelistrikan tanah air menjadi yang utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi warga,” ujar Sofyan

Dia menambahkan multiplier effect yang ditimbulkan dari pembangunan PLTU di wilayah Banten sangat luas dan diharapkan bisa membantu perekonomian Banten dan mengurangi tingkat pengangguran.

Proyek PLTU Jawa 7, 9, dan 10 dan PLTU IPP Banten merupakan salah satu proyek yang masuk ke dalam program 35 ribu MW. Sedangkan coal terminal 20 juta ton merupakan salah satu sarana pendukung untuk memperkuat dan mengefektifkan rantai pasok batu bara untuk PLTU pada wilayah Jawa Bagian Barat.

PLTU Jawa 7 berkapasitas 2×1.000 MW ditargetkan beroperasi pada 2020 dengan harga jual ke PLN sebesar US$ 4,21 sen per KWh. Pengadaan proyek tersebut menggunakan skema bisnis Build, Own, Operate, and Transfer (BOOT) selama 25 tahun. Dengan nilai investasi sebesar US$1,88 miliar, PLTU Jawa 7 menggunakan teknologi Ultra Super Critical Boiler yang berbahan bakar batu bara kalori rendah (4.000 – 4.600 kkal/kg Ash Received). Jenis pembangkit ini dipilih karena memiliki efisiensi tinggi dan ramah lingkungan.

PLTU Jawa 7 Unit 1 diperkirakan beroperasi secara komersial (Commercial Operation Date/COD) pada April 2020 dan Unit 2 diperkirakan COD pada Oktober 2020.

PLTU Jawa 9 dan 10 berkapasitas masing-masing 1.000 MW merupakan IPP yang dibangun bersebelahan dengan PLTU Suralaya 1 – 8 di Suralaya, Provinsi Banten. Nilai investasi proyek tersebut mencapai sekitar US$3 miliar.

Proyek PLTU Jawa 9 dan 10 menggunakan skema penugasan PT PLN (Persero) kepada anak usahanya, PT Indonesia Power sesuai Perpres No. 19 Tahun 2017. Pengadaan proyek ini menggunakan skema bisnis BOOT. PLTU tersebut menggunakan teknologi ultra supercritical yang ramah lingkungan dan memberikan efisiensi konversi energi yang lebih tinggi daripada teknologi konvensional PLTU sebelumnya.

Kedua proyek PLTU yang digarap Indonesia Power tersebut ditargetkan COD pada 2022 dengan kontrak sepanjang 25 tahun dan dengan Biaya Pokok Produksi (BPP) sebesar 5,1 sen per KWh.(RA)