Blok Cepu, salah satu proyek yang menjadi perhatian utama SKK Migas di 2014.

Blok Cepu, salah satu proyek yang menjadi perhatian utama SKK Migas di 2014.

JAKARTA – Tiga proyek hulu menjadi perhatian Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di 2014. Yakni proyek Blok Ketapang 2 – Lapangan Bukit Tua, Blok Kepodang – Lapangan Muriah, dan Blok Cepu – Lapangan Banyu Urip.

Kepala Humas SKK Migas, Elan Biantoro mengungkapkan, tiga proyek itu mendapat perhatian utama, terkait besarnya produksi yang dihasilkan dan tantangan yang dihadapi. Misalnya untuk Blok Ketapang 2 – Lapangan Bukit Tua, yang dikelola Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) Petronas Carigali.

Proyek ini direncanakan berproduksi pada Kuartal IV 2014, dengan volume 70 mmscfd gas dan 20.000 barel minyak per hari. Hal yang perlu dicermati adalah proses negosiasi harga gas, dan perubahan calon pembeli.

“Selain itu, proyek ini menggunakan skanario hulu dan hilir, sehingga ada kebijakan strategis yang diambil diluar kewenangan SKK Migas,” jelas Elan di Jakarta awal pekan ini.

Proyek kedua yang mendapat perhatian utama, adalah Blok Kepodang – Lapangan Muriah. Proyek yang juga dioperatori Petronas ini, direncanakan akan memproduksi 116 mmscfd gas di Oktober 2014. “Tapi bergantung pada selesainya pipa penyalur gas di hilir. Maka dari itu, konstruksi fasilitas produksi di hulu akan harus selesai Oktober 2014,” kata Elan.

Proyek ketiga, adalah adalah Blok Cepu – Lapangan Banyu Urip, dengan kontraktor Mobil Cepu Ltd (MCL). Proyek strategis ini rencananya berproduksi pada kuartal keempat 2014, dengan produksi puncak 165.000 barel per hari minyak.

Beberapa tantangan yang dihadapi, adalah masalah sosial ekonomi dan keterlambatan dalam proses rekayasa, pengadaan, dan konstruksi fasilitas. “Proyek-proyek ini harus dikawal secara intensif agar tidak mundur penyelesaiannya,” kata dia.

Selain tiga proyek tersebut, SKK Migas juga menyiapkan 10 proyek lainnya, yang dijadwalkan berproduksi pada 2014. Antara lain proyek Sisi Nubi 2B – Blok Mahakam dengan kontraktor Total E&P Indonesie, yang ditargetkan memproduksi 350 mmscfd gas pada kuartal pertama 2014.

Kemudian, pengembangan gas Senoro dengan operator JOB Pertamina-Medco Tomori Sulawesi, yang direncanakan mulai produksi 8 mmscfd gas dan 250 barel minyak per hari pada kuartal ketiga 2014.

Tiga proyek yang sebelumnya ditargetkan produksi di 2013, menurut Elan juga akan mulai menghasilkan pada kuartal pertama 2014 ini. Ketiga proyek itu adalah Lapangan Ridho dengan KKKS Odira Energy Karang Agung, dengan volume 1.200 barel minyak per hari.

Lalu Lapangan Gundih yang dikembangkan Pertamina EP, akan berproduksi sebesar 50 mmscfd gas dan 600 barel minyak per hari pada awal 2014. Demikian pula Proyek Bayan A, dengan KKKS Manhattan Kalimantan Investment, akan berproduksi 15 mmscfd gas dan 250 barel minyak per hari tahun ini.

“Tiga belas proyek migas direncanakan memproduksi 954 juta kaki kubik gas per hari (mmscfd) dan 194.121 barel minyak per hari. SKK Migas berkomitmen proyek-proyek ini terealisasi tepat waktu. “Jika ada yang terlambat, akan memengaruhi besaran lifting (bagian negara) migas tahun ini,” kata Elan lagi.

Upaya-upaya untuk memastikan proyek migas berproduksi tepat waktu, lanjut Elan, antara lain melakukan pengawasan dan pengendalian yang lebih intensif, dengan melakukan rapat monitoring bulanan dan tiga bulanan, bersama seluruh pihak terkait, termasuk kunjungan ke lapangan. “SKK Migas juga akan mempercepat waktu pengadaan fasilitas produksi,” pungkas Elan.

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)