JAKARTA – PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan PT Geodipa Energi (Persero) mendapat penugasan dari pemerintah untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan total kapastas 1.200 megawatt (MW).

“Total kapasitas yang ditugaskan kepada BUMN 1.200 MW guna mencapai target 7.200 MW pada 2025,” kata Yunus Saefulhak, Direktur Panas Bumi Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), akhir pekan lalu.

Menurut Yunus, pada tahun ini diharapkan PLTP yang beroperasi 215 MW, di antaranya PLTP Ulubelu 55 MW pada Juli 2016. Selain itu, PLTP Lahedong 20 MW beroperasi September. Serta pada Desember, PLTP Karaha berkapasitas 30 MW dan PLTP Sarulla unit 1 sebesar 110 MW yang dikembangkan PT Medco Power Indonesia juga akan beroperasi.

Pada 2017, Kementerian ESDM menargetkan PLTP dengan kapasitas 317 megawatt (MW) akan siap beroperasi.

Indonesia memiliki 40% dari potensi panas bumi dunia namun hingga saat ini pengembangannya baru mencapai 1.438,5 MW dari sembilan WKP yang telah beroperasi yaitu Sibayak dengan kapasitas 12 MW, kemudian Ulubelu 110 MW, Gunung Salak 377 MW, Patuha 282 MW, Kamojang – Darajat 505 MW, Dieng 60 MW, Lahendong – Tompaso 80 MW dan Ulumbu 10 MW. Tetapi, realisasi ini masih jauh untuk mencapai target pada tahun 2025 yang sebesar 7.094,5 MW.

Menurut Yunus, tiga rancangan peraturan pemerintah (RPP) panas bumi yang saat ini tengah diproses. Untuk RPP bonus produksi sudah berada di Sekretariat Negara (Setneg) dan telah mendapatkan paraf dari tiga menteri yaitu Menteri ESDM dan Menteri Keuangan.

“Sekarang posisi di Menko Perekonomian, masih menunggu paraf, diharapkan Senin bisa diserahkan kepada Presiden,” tutur dia.

Dengan demikian, lanjut Yunus, diharapkan PP bonus produksi sudah dapat terbit bulan ini. Sementara untuk RPP pemanfaatan tidak langsung, sudah selesai harmonisasi dari Kementerian Hukum dan HAM.

“Setelah ini akan ke Setneg untuk dibahas satu kali dan kemudian dimintakan paraf Kementerian terkait, semua RPP ini ditunggu sebagai terobosan pengembangan panas bumi,” tandasnya.(AT)