JAKARTA – Keberhasilan PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) meningkatkan produksi minyak Lapangan Sukowati hingga menembus 10 ribu barel per hari (bph) harus menjadi momentum bagi Pertamina untuk meningkatkan produksi lapangan migas lainnya, terutama yang berskala besar.

Selain Blok Mahakam yang mulai dikelola sejak 1 Januari 2018, Pertamina juga akan mengelola Blok Rokan pasca berakhirnya kontrak PT Chevron Pacific Indonesia. Jika Mahakam merupakan kontributor utama produksi gas nasional, maka Rokan menjadi andalan negara untuk produksi minyak.

Maman Abdurahman, Anggota Komisi VII DPR, mengatakan Pertamina harus menunjukkan kapasitas dan kemampuan untuk meningkatkan produksi di lapangan besar.

“Ukuran keberhasilan penuh Pertamina baru bisa dilihat apabila mampu menaikkan produksi Blok Rokan dan Mahakam,” kata Maman kepada Dunia Energi, Rabu (5/9).

Menurut Maman, peningkatan produksi Sukowati harus menjadi pelecut bagi Pertamina agar berani mengelola blok migas yang tidak berumur tua alias blok baru sehingga bisa menambah cadangan produksi.

“Lebih didorong kepada dua hal, mendorong optimalisasi penggunaan EOR dan eksplorasi,” kata Maman.

Pertamina EP berhasil mendongkrak produksi Lapangan Sukowati ke level di atas 10.000 barel per hari (bph), jauh diatas produksi saat masih dikelola Joint Operating Body Pertamina Hulu Energi-PetroChina East Java (JOB PPEJ), dengan rata-rata produksi di level 7.000 bph.

Chalid Said Salim, Direktur Operasi dan Produksi Pertamina EP, mengatakan pekerja Pertamina EP pada 3 September 2018 telah memproduksi minyak dari Lapangan Sukowati hingga 10.010 bph. “Level produksi minyak tersebut melebihi target produksi Sukowati Field yang telah ditetapkan sebesar 6.214 bph,” kata Chalid.(RI)