JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melalui anak usahanya, PT Bukit Energi Investama (BEI), berencana membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di tiga wilayah Sumatera, yaitu Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan Sumatera Selatan. Masing-masing PLTS akan berkapasitas 35 megawatt (MW), 33,68 MW, dan 30 MW. Bukit Asam melalui PT BEI akan menjadi pemegang saham mayoritas (51%).

“Proyek PLTS ini direncanakan akan beroperasi pada 2022. Nilai investasinya masih dikaji, termasuk juga menjajaki kerja sama dengan pihak luar,” kata Arviyan Arifin, Direktur Utama Bukit Asam kepada Dunia Energi di Jakarta, belum lama ini.

Bukit Asam juga akan segera membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara Sumsel 8 (Banko Tengah 2×620 MW) yang berada di Muara Enim, Sumatera Selatan, bersama China Huadian. Konstruksi PLTU ditargetkan akan dimulai pada kuartal lll 2018. Pada Mei atau Juni 2018 dijadwalkan financial close dari pihak lender, China Exim Bank.

Amendemen PPA (Power Purchase Agreement) dan CSA (Coal Supply Agreement) atas proyek PLTU Sumsel 8 sudah ditandatangani bersama PT PLN (Persero), Bukit Asam maupun PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP). Investasi proyek sebesar US$ 1,6 miliar dengan skema pembiayaan equity 25% dan debt 75%. Share Bukit Asam sebesar 45%, sisanya 55% dikuasai China Huadian Hong Kong Company Ltd. PLTU Sumsel 8 ditargetkan beroperasi komersial (commercial operation date/COD) pada 2022 untuk unit 1 dengan kebutuhan batu bara sebesar 5,4 juta ton per tahun.

Arviyan mengatakan, untuk optimasi pengangkutan batu bara, Bukit Asam bekerja sama dengan PT KAI mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api baru yang terdiri dari Tanjung Enim Simpang Perajin (alternative Railway to Northern South Sumatera) dengan kapasitas 10 juta ton per tahun beserta pelabuhan baru Perajin yang direncanakan akan beroperasi pada 2022.

Kemudian, Tanjung Enim Srengsem (alternative Railway to Northern Southern Lampung) dengan kapasitas 20 juta ton/tahun yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2023

“Kerjasama dengan KAI juga dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas jalur kereta yang existing, meliputi double track jalur selatan dari Tiga Gajah Baturaja Martapura sepanjang 34,33 km, double track jalur utara Prabu Lembak Payakabung Kertapati sejauh 42,67 km beserta pengembangan fasilitas muat tongkang Dermaga Kramasan dengan kapasitas 5 juta ton/tahun,” kata Arviyan.(RA)