JAKARTA – Selain terus mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) melalui anak usahanya, PT Pertamina (Persero) juga mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTMH).

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, mengatakan saat ini ada tiga sektor yang menjadi fokus pengembangan energi baru terbarukan (EBT) Pertamina. “Ada panas bumi, mini hidro dan tenaga surya yang saat ini sudah digulirkan programnya,” kata Dwi.

Untuk sektor panas bumi, Pertamina menargetkan kapasitas 2.200 megawatt (MW), baik dari kapasitas pembangkit maupun produksi uap. Untuk mencapai target tersebut nilai investasi yang dibutuhkan mencapai US$7 miliar.

“Di sektor mini hidro targetnya 300 MW dengan nilai investasi US$570 juta,” ungkap Dwi.

Di sektor tenaga surya, Pertamina saat ini juga sedang mengembangkan proyek PLTS berkapasitas 1.000 MW yang bekerja sama dengan PLN di wilayah Manggarai, Nusa Tenggara Barat.

Menurut Dwi, selain fokus mengembangkan panas bumi, mini hidro dan tenaga surya, pengembangan sektor energi baru terbarukan lainnya juga terus diupayakan.

“Pembangkit energi baru terbarukan yang akan diupayakan antara lain, teknologi arus laut yang ditargetkan mampu menghasilkan 100 MW dengan investasi US$300 juta, pembangkit tenaga angin dengan investasi US$736 juta diharapkan mampu menghasilkan 500 MW serta biomassa target 2.000 MW dengan investasi US$5,2 miliar,”tandasnya.(RI)