JAKARTA – PT Perusahaan Gas Negara Tbk, perusahaan distribusi dan transmisi gas bumi dengan kode saham PGAS, bersikeras tidak akan membeli atau mengakuisisi 100% saham PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai bagian dari pembentukan holding BUMN migas. Jobi Triananda Hasjim, Direktur Utama PGN, mengatakan akuisisi 51% saham Pertagas lebih dari cukup untuk bisa mengendalikan operasional dan bisnis Pertagas.

“Hari ini buat kami yang penting. Kami punya pengendali dan bisa dikonsolidasikan. Hari ini kami pikirkan hanya 51% saham Pertagas,” ungkap Jobi, Selasa (17/7).

PGN harus menggelontorkan dana Rp16,6 triliun untuk mengakuisisi 51% saham Pertagas dari PT Pertamina (Persero). Namun besarnya dana membuat PGN hanya bisa membayar secara bertahap. Itu pun hanya 50% yang dibayar secara tunai pada tahun ini. Sisanya berasal dari pembiayaan eksternal baru akan direalisasikan pada 2019.

Menurut Jobi, PGN tidak akan mengeluarkan dana besar-besaran untuk biaya akuisisi. Apalagi PGN juga harus mengalokasikan dana untuk investasi pembangunan infrastruktur gas. “Sisanya kami pakai untuk biaya infrastruktur, perlu biaya besar untuk kembangkan infrastruktur,” tegas Jobi.

Berbeda dengan PGN, Pertamina justru menginginkan PGN mengakuisisi 100% saham Pertagas. Akuisisi 51% saham hanya merupakan tahap awal dalam proses integrasi holding migas.

Nicke Widyawati, Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina, mengatakan akuisisi dipilih holding dan pemerintah karena merupakan cara yang dianggap paling sedikit memberikan konsekuensi.

“Kalau di merger berdampak pada karyawan. Padahal hari ini potensi pekerjaan akan makin banyak, jadi tambah kebutuhan tenaga kerja. Dari banyak aspek kami pertimbangkan, 51% memang, tapi finalnya 100%,” ungkap Nicke.

Dia menambahkan posisi Pertagas saat ini merupakan cucu usaha Pertamina dari anak usaha PGN. Nantinya induk holding yang akan berperan untuk mengintegrasikan berbagai kegiatan operasional Pertagas dan PGN.

“Aset owner, tidak ada pengalihan. Peran holding yang mengintegrasikan,” kata Nicke.

Menurut Jobi, jika PGN masih harus mengambil sisa 49% saham Pertagas, maka itu adalah wewenang holding ke depan. Namun dia mengingatkan bahwa tidak ada dampak signifikan ketika PGN mengakuisisi 100% saham Pertagas.

“Mungkin itu pemikiran holding. Bagi kami yang melakukan transaksi hari ini, ditawarkan 100% pun merasa apa harus? Yang penting kami sudah bisa mengendalikan, bisa kontrol dibawah dan tidak ada duplikasi. Kami bisa manfaatkan sisanya untuk kembangkan infrastruktur,” tandas Jobi.(RI)