JAKARTA – PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA), perusahaan sektor energi baru terbarukan (EBT), menargetkan pendapatan Rp88 miliar pada 2018, naik 131% dibanding realisasi pendapatan tahun lalu Rp38 miliar. Realisasi pendapatan 2017 melampaui target yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp35 miliar.

“Pada 2018 target pendapatan dari beberapa proyek maintenance PT PLN (Persero) dan trading mencapai Rp 88 miliar,” kata Christin Soewito, Corporate Secretary Terregra kepada Dunia Energi, Jumat (9/2).

Terregra berdiri sejak 1996 di Bali dengan nama PT Mitra Megatama Perkasa sebagai perusahaan penyedia jasa teknis khusus mesin dan pemasok suku cadang bagi PLN. Kini perseroan lebih fokus ke pembangkit listrik yang berbasis energi baru terbarukan (EBT), seperti pembangkit tenaga mini hydro (PLTMH) dan sinar matahari (surya, solar power) di beberapa daerah di Sumatera dan Indonesia Timur.

Hingga saat ini Terregra didukung 11 proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan mini hydro power plant dengan target kapasitas terpasang 492 megawatt (MW). Semua proyek Terregra berlokasi di Sumatera Utara.

Perseroan juga tengah melakukan survei di Kalimantan Utara, Tengah, dan Selatan guna mengembangkan proyek PLTA. Pada 2019, Terregra menargetkan empat proyek PLTA di Sumatera Utara akan beroperasi.

Sebagai holding company, Terregra memiliki dua anak usaha yakni PT Terregra Hydro Power (THP) yang membidangi PLTA serta PT Terregra Solar Power (TSP) di bidang pembangkit listrik tenaga surya.

“Akan ada proyek yang COD (commercial operation date) pada 2019, tetapi belum dapat kita informasikan secara mendetail,” tandas Christin.(RA)