JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam, badan usaha milik negara di sektor pertambangan meminta pemerintah segera membantu mengatasi masalah regulasi dan tarif ekspor emas ke India. Kebutuhan emas di negara itu sangat besar, sementara tambang emas yang dimiliki terbatas.

“Namun karena Pemerintah India menerapkan bank garansi 100% dan countervailing duties sebesar 12,5%, ekspor emas Antam ke India mengalami hambatan. Kebijakan itu mengakibatkan pasar emas di India tidak lagi ekonomis sehingga berpengaruh besar terhadap pendapatan Antam,” ujar Hari Widjajanto, Direktur Pemasaran Antam disela Gold Profile Expose 2016, di New Delhi India, akhir pekan lalu.

Menurut Hari, ekspor emas Antam ke India pada 2014 sebanyak 1,3 ton dan ekspor pada 2015 mengalami peningkatan tajam, yakni mencapai 8,1 ton atau senilai US$350 juta. Peningkatan ekspor emas ke India yang sangat signifikan itu terjadi seiring pemberlakuan ASEAN-India Free Trade Agreement (Persetujuan Perdagangan Bebas India-ASEAN). Dengan adanya kebijakan itu ekspor emas Antam tidak kena pajak, sehingga sangat menguntungkan perseroan.

India merupakan pasar emas yang sangat menjanjikan. Bagi kebanyakan orang India yang sering mengadakan acara seremonial, memiliki perhiasan emas lebih membanggakan dibanding mempunyai kendaraan bermotor atau harta benda lainnya, sehingga kebutuhan emas sangat besar. Apalagi India adalah negara dengan penduduk terbanyak kedua setelah China.

Namun, ekspor emas ke India mengalami hambatan karena adanya kendala regulasi.Pada Januari 2016, pemerintah India menerapkan aturan bank garansi sebesar 100% dari nilai produk yang diimpor, sehingga aturan itu sangat memberatkan importir emas India.Selain itu, Pemerintah India pada Februari 2016 menerapkan countervailing duties (CVD) sebesar 12,5%. CVDs adalah aksi penerapan pungutan tambahan terhadap produk impor dari suatu negara.

“Akibatnya, ekspor emas ke India mengalami penurunan yang drastis. Ekspor emas Antam ke India pada 2016 ini baru sebanyak 90 kilogram, padahal kebutuhan emas di negara itu per tahun mencapai 800 ton,” ungkap Hari seperti dikuti Antara.

Hari mengapresiasi Duta Besar RI untuk India Rizali W Indrakesuma secara serius berupaya membantu mengatasi masalah hambatan ekspor emas ke India.

“Dubes Rizali sudah membicarakan masalah ini dengan kami di Jakarta. Saya juga bersyukur diundang beliau untuk menghadiri Indonesia Expose 2016 di New Delhi ini, sehingga saya bisa menjelaskan permasalahan ekspor emas secara langsung kepada pihak India,” tandas Hari.(AT)